Selasa, 24 Februari 2009

Perubahan Identitas

dkils- Pagi baru membuka diri, seperti pagi hari-hari sebelumnya!
Inilah keabadian perjalanan dan perubahan waktu: matahari terbit perlahan-lahan, tapi pasti, seusai kokok ayam bersahutan dengan suara azan, selepas suara-suara serangga senyap yang kemudian disusul oleh munculnya cericit-cericit para burung dari sarang dan terbang melayang-layang.

Matahari yang terbit itu adalah matahari yang itu-itu juga, merah darah dan kuning keemasan berbaur menjadi satu. Berkas-berkas sinarnya perlahan-lahan seperti mencucuk kabut tebal, yang diam-diam menipis dan semakin menipis, seperti luruh keatas permukaan bumi-atau menguap ke cakrawala: lalu terbukalah pagi yang baru
Dan aku bangun seperti hari-hari biasanya. Walau kali ini sahabat …..

Aku berada dalam diri Suriyadi yang memiliki identitas beda. Memang belum resmi. Tapi perubahan status itu membuat diri harus bisa menjadi sebagaimana yang telah tercita-citakan selama ini. Tapi ini kurasakan sebagai beban yang luar biasa menakutkan. Rupanya, aku belum terlatih untuk memiliki mental kuat menghadapi suatu perubahan yang sewaktu-waktu datang.

Sahabat …
Malam sebelum pagi datang mengubah identitasku, aku berada dalam kegamangan pikiran. Semuanya serba kalut. Beragam khayal melintas ruang pikiran akan kejadian esok hari. Keadaan yang malam itu dingin karena datangnya hujan, terasa panas oleh kemelut pikiran. Aku dibuatnya gelisah. Serasa matahari berada tepat diatas kepala. Gerah. Tak enak makan juga tiduran. Aku dibayangi hantu ketakutan diri menghadapi hari esok. Sungguh !

Sahabat…
Kau datang dengan deretan untaian kata. Memberi semangat dan motivasi untuk menghadapi hari esok dengan santai dan tenang. Aku pun jadi tenang. Aku mulai menyadari dan mengerti tentang kondisi jiwaku. Segera ku berlari menuju sang penguasa alam tuk mendendangkan kalimat-kalimat pujian. Ini kok tumbenan ? biarlah, toh aku berharap menuju kedamaian menuju esok hari. Dan kutemukan itu.

“Oh Tuhan, sungguh aku tidak sanggup menahan ini semua, berilah aku kekuatan untuk dapat menjalaninya dengan baik dan menjadi yang terbaik esok hari” Amin.

Minggu, 22 Februari 2009

Mimpi Pengajian Nurul Muslimat (Bag. 2)

Dkils- Ini merupakan lanjutan tulisan dari mimpi pengajian Nurul Muslimat sebelumnya. Tapi saya tak tahu harus menulis dari mana. Saya ingin menceritakan suatu pengalaman berharga. Sangat berharga. Khususnya buat saya.

Dulu hati saya tidak pernah tersentuh untuk menjadi seorang pengajar. Padahal basic akademis saya adalah cikal bakal menjadi seorang pengajar. Namun semua jadi berubah ketika saya telah membaca dua novel maha dahsyat (Toto Chan dan Lasykar Pelangi) yang mampu menyihir para pembaca di seluruh Indonesia, khususnya bagi kalangan pendidikan. Saya akhirnya tergerak untuk melangkah mengabdikan diri kepada masyarakat dengan berkecimpung pada majlis ta’lim Nurul Muslimat untuk menciptakan bibit-bibit generasi muda yang kelak menjadi pemimpin baik untuk agama ataupun bangsa dengan memberikan ilmu pengetahuan dan ketrampilan kepada peserta didik.

Majlis ta’lim Nurul Muslimat telah ada sejak saya masih berusia anak-anak. Majlis ta’lim ini bergerak dalam bidang pengajian ibu-ibu dan anak-anak serta pemberian santunan yatim. Dan saya sekarang menjadi bagian di dalamnya dengan menjadi salah satu pembimbing pengajian Nurul Muslimat pimpinan Ustadzah Hajjah Umi Qomariah yang beralamatkan Kp. Pitara RT 03 RW 16 Kel/Kec. Pancoran Mas Depok Jawa Barat.

Alasan saya mau menjadi pembimbing adalah karena Ustazah Umi Qomariah memberikan kebebasan kepada saya untuk mengekspresikan atau menjalankan majlis ta’lim untuk anak-anak sesuai dengan apa yang saya inginkan. Artinya semua kebijakan terkait pengajian anak-anak saya yang membuat dan bertanggung jawab. Dan dengan membaca bismillah maka saya memulai menjadi pembimbing dengan langkah pertama, merubah system pengajian yang telah berjalan sesuai dengan mimpi saya untuk mendidik anak-anak ala novel Toto-Chan dan Lasykar Pelangi
Pengajian berjalan rutin setiap hari dari pukul 17.15 s.d 20.00 (pada jam normalnya). Saya membimbing sebanyak 26 anak-anak yang berumur dari 5 - 13 tahun. Dalam proses pembelajaran saya membagi mata pelajaran dalam dua bagian. Yaitu mata pelajaran rutin berisi materi ajar pengajian (Baca iqro dan Quran), Fiqih, Aqidah Akhlak, Membaca dan Cerita, Tajwid, Game dan Latihan doa, serta Menulis. Dan mata pelajaran Extrakurikuler meliputi materi ajar: Olah Raga, Pembuatan Madding, Muhadhoroh, dan Penelusuran bakat dan hobby meliputi menyanyi, menari, latihan tulis Arab (khat), bertanam, dan belajar musik. Untuk mata pelajaran extrakurikuler diadakan selama hari minggu secara bergiliran. Terkadang juga saat ada libur tanggal merah.

Begitupun halnya dalam pengajian ini saya membuat ketentuan adanya kepengurusan sebagai langkah untuk memperkenalkan cara berorganisasi, jadwal piket demi terbinanya rasa tanggung jawab terhadap lingkungan pengajian dan pembayaran uang kas dengan tujuan belajar untuk mempersiapkan sesuatu jika terdapat kebutuhan.

Saya sudah berjalan satu tahun bersama pengajian majlis ta’lim Nurul Muslimat. Terasa sangat bahagia saat ternyata saya mampu untuk istiqomah bersama anak-anak dalam belajar dan bermain. Beragam hambatan dan kesulitan memang resiko yang harus dijalani. Tapi tak sedikit kelebihan atau katakanlah keuntungan kita peroleh terutama dalam mengembangkan diri di bidang dakwah.

Harapan saya, semoga majlis ta’lim Nurul Muslimat menjadi cikal bakal tumbuhnya majlis talim pengajian untuk anak-anak yang tidak hanya sekedar sebagai wadah untuk menyediakan anak-anak bisa mengaji al-Quran saja. Tapi lebih dari itu. Majlis ta’lim harus bisa lebih memberikan sarana dan fasilitator agar bisa menghasilkan peserta didik yang agamis, cerdas dan unggul dengan memiliki kemampuan akademik terampil dan pribadi yang kuat baik secara agama maupun umum.

Hal ini berlandaskan fakta bahwa kita sama-sama maklumi, kebanyakan dari majlis ta’lim yang ada di kampung hanya memberikan sarana untuk belajar mengaji. Atau sedikit menambah pengetahuan tentang agama. Mungkin mereka berfikir, karena sudah ada lembaga lain dalam menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan peserta didik yaitu sekolah formal.

Saya sepakat untuk alasan itu. Tapi bagi saya, akan lebih baik juga lembaga pendidikan nonformal seperti majlis ta’lim juga diupayakan sebagai jembatan menciptakan kepribadian peserta didik yang memiliki keluhuran moral, kedalaman spiritual, kecerdasan intelektual, dan keterampilan hidup untuk di masa mendatang. Kalau sudah seperti itu, yakinlah bahwa anak-anak kita akan terjamin hari depannya menuju kebahagiaan yang haqiqi.

Sebelum saya menutup tulisan ini, perlu kiranya saya beritahukan kepada para pembaca bahwa saya ingin membuat perpustakaan untuk anak-anak demi menciptakan budaya membaca pada usia dini. Oleh karena itu, apabila ada dari para pembaca sekiranya ingin membantu saya untuk menciptakan mimpi saya memiliki perpustakaan untuk anak-anak, agar bisa membantu melalui alamat yang tadi telah tertera di atas (paragraph 3). Begitupun halnya jika ingin memberi kritik dan saran atau sharing demi kemajuan pengajian Nurul Muslimat, kami harapkan kerjasamanya untuk mengisi kolom komentar. Terima kasih

Mimpi Pengajian Nurul Muslimat (Bag 1)

Dkils- Mungkin kita sama-sama tahu bahwa belakangan ini kita telah menggandrungi novel fenomenal berjudul “Lasykar Pelangi” karya Andrea Hirata yang dipersembahkan untuk seorang guru tercinta bernama Ibu Muslimah yang telah menjadi actor dibalik kesuksesan anak didiknya selama mengikuti pelajaran di sekolah Muhammadiyah. Khususnya pada tempo dulu (Angkatan Andrea Hirata).

Novel itu menceritakan sosok seorang guru yang dengan keikhlasannya beliau mengajar dan mendidik Andrea dan kawan-kawan. Padahal, situasi dan kondisi saat itu, bisa dibilang amat sangat memprihatinkan kalau dilihat dari sisi lembaga pendidikan. Tapi berlandaskan semangat dan cita-cita untuk memajukan peserta didiknya dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan akhirnya cita-cita ibu Muslimah bisa terwujud.

Tidak jauh beda dengan novel Andrea Hirata. Di Jepang sebelumnya juga telah muncul novel berbalut cerita nyata seorang murid yang menggambarkan perjuangan dirinya dan kepala sekolahnya dalam menggapai cita-cita murni menjadi orang berhasil dalam Novel berjudul “Toto-Chan:Gadis Cilik di Jendela” karya Tetsuko Kurayanagi. Dalam novel ini mengisahkan secara panjang kisah perjalanan sang penulis yang mempunyai panggilan Toto-Chan saat anak-anak beserta teman-teman dan kepala sekolah yang berputat dalam lembaga pendidikan bernama Tomoe Gukuen.

Tomoe gukuen didirikan pada tahun 1937 oleh Mr. Kobayashi (kepala sekolah) yang juga menjadi salah satu tokoh utama dalam novel ini. Letaknya di Tokyo Tenggara. Tiga menit jalan kaki dari stasiun Giyogauka di jalur Tokyo. Sekolah ini terbakar hangus pada tahun 1945 dan setelah itu tak ada lagi. Sementara Mr. kobayashi meninggal dalam usia 69 tahun dan belum sempat mendirikan sekolah yang lain.

Saya tidak berbicara lebih jauh bagaimana isi kisah para tokoh dalam novel tersebut. Tapi di sini saya mencoba memberi catatan tentang novel tersebut yang memberikan wacana baru bagi saya atau katakanlah inspirasi untuk bisa memiliki sekolah (Lihat Bag. 2) sebagaimana yang pernah ada di Tomoe Gukuen.

Di catatan akhir novel, sang penulis alias Toto Chan mencoba menjelaskan metode pendidikan yang diterapkan oleh Mr. Kobayashi. Bagi Mr. Kobayashi, dia yakin setiap anak dilahirkan dengan watak baik, yang dengan mudah bisa rusak karena lingkungan mereka atau karena pengaruh-pengarauh buruk orang dewasa. Mr. Kobayashi berusaha menemukan “watak baik” setiap anak dan mengembangkannya agar anak-anak tumbuh menjadi orang dewasa dengan kepribadian yang khas.

MR. Kobayashi sangat menghargai segala sesuatu yang alamiah dan ingin agar karakter anak-anak berkembang sealamiah mungkin. Dia juga sangat mencintai alam dan musik.

Di sekolah ini, dia mempraktekan kurikulum yang cukup bebas untuk mengembangkan kepribadian setiap anak dan membangkitkan harga diri mereka. Tempat pembelajaran diberikan dalam suasana bebas. Pelajaran diberikan pada pagi hari. Setelah istirahat siang, waktu digunakan untuk berjalan-jalan, mengumpulkan tanaman, menggambar sketsa, menyanyi atau mendengarkan cerita-cerita dari Guru atau Kepala sekolah. kemudian para peserta didik (anak kecil) diberikan pengaruh yang tepat oleh orang dewasa, sehingga akan bisa menjadi pribadi yang pandai menyesuaikan diri dengan orang lain. Jumlah peserta didik tidak banyak, maksimal hanya 50 anak-anak. Tidak boleh lebih.

Mr. Kobayashi sering berkata kepada Guru taman kanak-kanak agar tidak mencoba memaksa anak-anak tumbuh sesuai bentuk kepribadian yang sudah digambarkan. “Serahkan mereka kepada alam,” begitu katanya. “Cita-cita mereka lebih tinggi dari pada kalian”

Inilah sebuah pelajaran penting dari perjalanan Toto-Chan beserta kepala sekolahnya Mr. Kobayashi dalam merangkai tali-tali semangat dan dedikasi untuk memajukan anak bangsa dalam meraih ilmu pengetahuan dan keterampilan demi terwujudnya masa depan yang cerah dan gemilang.

Kamis, 19 Februari 2009

Goyang Aneh

Dkils- Fenomena adanya goyang dangdut sensual akhir-akhir ini, memang terbukti merupakan salah satu daya pikat untuk bisa menghasilkan uang bahkan ketenaran. Itulah kesimpulan yang bisa saya berikan ketika secara langsung menyaksikan “goyang dangdut aneh (sensual)” dalam rangka menghadiri dan memeriahkan ulang tahun salah satu club motor yang ada di Tanggerang.
Berawal dari undangan yang secara mendadak ke sekret, akhirnya jam 21.30 saya beserta empat orang kawan berangkat menuju Ciledug tepatnya di Kafe Distro. Di pertengahan jalan, sudah menunggu seorang kawan yang juga ingin ikut berpartisipasi.

Perjalanan di malam hari memang sungguh mengasyikan. Udara panas yang biasa menyerang di siang hari, kini tak terasa. Debu yang biasa beterbangan bebas, juga tampak tak terlihat, meski sebenarnya juga beterbangan bebas, mengotori setiap wajah yang tak terlindung dengan benda apapun. Kemacetan hilang? Tidak juga. Meski kadar ukuran jauh lebih sedikit jika dibandingkan kita berjalan di siang hari. Sekedar informasi, untuk di daerah Tanggerang, jika ingin menghindari daerah yang pasti membuat kita terjebak macet adalah daerah jalan ruas pasar Cipulir. Hal ini karena begitu banyaknya para pedagang yang menumpuk di pinggir jalan untuk menjajakan barang dagangannya. Selebihnya, kalau kita berjalan pada malam hari, menuju daerah Ciledung di jamin lancar.

Pukul 22.00 kami tiba di tempat tujuan. Berbagai club dan community motor sudah tampak dan ramai di arena acara ultah. Kebanyakan adalah club dan community daerah Tanggerang dan Jakarta. Sementara Depok, dengar-dengar hanya club kami yang di undang. Di panggung acara, terlihat acara hiburan sedang berlangsung. Rupanya, acara ceremonial sudah berlangsung beberapa jam yang lalu. Kami terlambat. “Ngga apa-apa, yang penting sudah datang” kata salah satu panitia. Di depan panggung, beberapa anngota dari club/community sedang asyik duduk lesehan bercengkrama sambil sesekali meniuap asap shisa yang sudah di persiapkan oleh panitia. Dengan sekali sedot, maka akan keluar banyak asap yang beraroma beda dengan jenis rokok (tembakau). Nikmat !!!

Kami asyik berdiri di samping meja registrasi para tamu, dengan sesekali menggoyangkan badan menikmati alunan musik dangdut yang di sediakan oleh para panitia. Terlihat, biduan-biduan cantik nan seksi sedang asyik menyanyi dan ada yang sambil menunggu giliran. Enak suaranya. Apalagi dengan goyangannya. Semua asyik dengan suasana ini. Sang biduan mulai memancing para penonton untuk berjoget bareng dengan imbalan uang sawer. Gayung bersambut, beberapa penonton naik ke panggung dan bergoyang ria. Sesekali, sang biduan berjalan mengunjungi para penonton yang menyawer dari tempat duduknya. Riuh. Ramai.

Seiring berjalannya waktu, rotasi untuk para biduan bernyanyi berjalan. Tepat pada biduan yang berpakaian paling seksi diantara biduan yang lain. Panggung yang tadinya berisi ia seorang, kini jadi tumpah ruah oleh para bikers yang ingin berjoget bareng dengan melakukan penyaweran berulang-ulang, berharap dapat joget bareng dan sang biduan melakukan gerakan tarian yang erotis.

Penonton semakin banyak berada di atas panggung. Uang pun semakin berlimpah di tangan. Sang biduan, tampak bergoyang semakin hot. Gerakan-gerakan yang bisa di bilang “aneh” untuk ukuran goyangan, tampak jelas di kedua mata, yang juga ikut asyik menikmati, meski dari jarak yang jauh. Tidak puas penonton dengan hanya satu biduan diatas panggung, tiga biduan yang sedang asyik duduk istrirahat menanti giliran, di tarik untuk bergoyang ria bareng dengan para bikers. Kami tersenyum. Bahkan dua kawan kami, ikut berpartisipasi langsung dalam pesta goyang ini. Terlihat jadi ada empat kelompok “grup goyang” dengan masing-masing berjoget ria bebas sambil nyawer. Luar biasa !

Keadaan jadi kacau. Sang biduan “paling seksi” terdengar berulang kali menyanyi dengan sesekali mengeluh dan mengaduh. Maklum saja, hanya dia yang paling banyak di perebutkan oleh para maniak “goyang aneh”. Diujung kanan kiri panggung, para bikers masih asyik bergoyang. Kami pun pindah dan duduk manis di lesehan yang jadi sepi karena di tinggal para bikers untuk ikut berjoget dan menyawer. Kami menyaksikan ini semua dengan mencoba menghisap shisa yang ada di meja kami. Tak terkesuali aku. Awalnya aku merasa eneq, karena aroma yang tercium adalah wangi bau strawberry, sementara aku kurang suka dengan bau wewangian. Tapi setelah memberanikan diri untuk mencoba, ternyata benar memang enak. Kami jadi berulang kali untuk menghisapnya. Nikmat bener !

Pesta goyangan akhirnya di akhiri. Rupanya panitia tidak mau mengambil resiko jika acara goyang bareng ini di lanjutkan. Tampak para bikers kecewa. Sementara sang biduan, terlihat kelelahan dengan mengusap keringat yang telah membanjiri tubuh seksi dan mulusnya. Aku jadi terpana. Jujur saja, aku di buatnya kepayang. Tidak bergoyang saja ia amat menantang, apalagi tadi ketika bergoyang. Aku jadi geleng kepala. Pusing tidak ada saluran. He..he..

Singkat cerita, akhirnya acara ini ditutup dengan datangnya dua orang anggota kepolisian dari kota Tanggerang. Semua kecewa. Maklum sang biduan paling seksi lagi meneruskan aksinya, yang tadi sempat tertunda. Kami pun siap melangkahkan kaki untuk menuju secret dengan segudang cerita buat kawan-kawan lain yang tidak ikut. Sebab, di samping cerita “goyang aneh” tadi, ada cerita menarik pada acara ini. Yaitu kami pulang dengan tidak tangan kosong. Tapi kami membawa oleh-oleh yang didapat dari doorprize yang diberikan panitia. Tidak tanggung-tanggung, kami sabet semua nomor doorprize di tangan kami. Kami dapat gelas mug, rompi dan helm.

Di perjalanan pulang, terlintas dalam benak, jawaban dari pertanyaan yang selama ini bersembunyi dalam otak. Kenapa banyak para biduan khususnya para penyanyi dangdut yang berani mengobral tubuhnya dalam goyangan-goyangan “aneh” ketika sedang asyik bernyanyi menghibur para penonton?

About ME

Dkils- Jatuh bangun aku membangun kepribadian. Sudah tak terkira berapa banyak cobaan yang harus aku hadapi. Satu waktu aku menemukan keceriaan, tapi lain waktu justru kegetiran yang ada. Memang hidup harus adil, begitu kata orang bijak. Ketika keceriaan datang, seolah aku adalah orang yang paling bahagia karena mampu melepaskan beban hidup berat sekali. Dan ketika kegetiran itu harus aku temui, seolah hidup begitu kejam pada diriku. Oh…. Nasib!!
Jiwa ini yang begitu lemah selalu kalah oleh ego yang membawa kepada pemikiran sempit. Mungkin hanya aku saja sampai saat ini yang akal pikirannya terbelenggu dalam ruang kamar yang sempit. Sementara kawan-kawan seangkatanku telah pergi jauh melalang buana mencari tentang arti kehidupan yang sebenarnya demi akan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.

Ada seorang kawan yang dengan tekun dan gigih mengembangkan diri menuju kesuksesan hidup dalam bidang musik dan kesenian. Baginya hidup tanpa kedua itu bagai kehampaan yang mendalam. Hari-hari dilalui dengan terus berkarya dan berkarya tiada henti. Tak ada kata lelah atau bosan meski sesaat. Semua demi keduanya.

Ada lagi seorang kawan yang terus berproses menuju kedewasaan diri dalam indahnya berorganisasi. Sosok yang tidak jauh berbeda dengan kawan yang pertama dalam keuletan dan kesungguhan serta sikap kerja keras mengerjakan sesuatu yang sudah menjadi pilihan hidup. Kedisiplinan menjadi modal utama di samping sikap kepercayaan diri yang amat tinggi. Baginya kalau bukan sekarang kapan dia akan bisa (lebih jauh kedua sosok ini akan di bahas dalam kawan/sahabat/orang tua/guru Ku)

Keduanya sosok ideal bagiku untuk ukuran pemuda jamannya pada bidang masing-masing. Pemuda yang selalu ingin bergerak demi perubahan, minimal untuk diri sendiri. Tak ada keraguan dalam diri ketika terpatri di dalam dadanya pilihan hidup. sikap-sikap sebagai seorang ksatria tumbuh bersama berjalanya waktu pengembangan diri. Sehingga ketika tiba waktunya, maha karya besar tercipta dari hasil proses perjalanan yang amat panjang dan melelahkan. Segala sesuatu yang telah banyak dikorbankan terbayar sudah meski memang tak semuanya. Kini yang ada tinggalah senyum sambil menikmati buah yang telah matang dan siap dinikmati.
Ada lagi satu sosok kawan yang juga mampu membangun karakter diri menjadi sosok kuat, pantang menyerah dan selalu menerima apa adanya bagi diri sendiri. Semua dijalaninya melalui proses yang berliku, yang bagi seseorang tak punya semangat dan tujuan hidup pasti akan sulit untuk meraihnya.

Ketiga contoh kawan diatas adalah nyata dan benar adanya terjadi di tengah-tengah kehidupanku. Aku merupakan saksi hidup bagi perjalanan mereka dalam menggapai cita-cita. Sebaliknya, mereka adalah saksi hidup di mana aku adalah orang yang masih bingung untuk menentukan masa depan meski selalu menjadi sang pemimpi. Hanya saja yang jadi masalah bagi diriku saat menjadi sang pemimpi, aku masih belum menemukan kekuatan untuk menyakinkan atas pilihanku untuk bermimpi sebagimana yang aku cita-citakan.

Kini, entah karakter apa yang tercipta olehku di masa proses diri mulai membutuhkan sebuah tantangan untuk mejadikan hal nyata dalam hidup. Pada dasarnya aku ingin menjadi diri dalam diriku. Aku ingin mencoba melepaskan bayang-bayang ketiga sosok yang terus memburu dan menghantui diri untuk menjadi sepertinya. Teringat tulisan Ahmad Wahib tokoh HMI pada masa awal-awal kemerdekaan dalam buku hariannya, yang saya gubah (tapi tidak pada esensinya):
"Aku bukanlah seorang Indra Munawar, bukan M. Fathul Arif, bukan Khumaidi, bukan Agus Kurniawan, bukan pula yang lain-lain. Bahkan…. Aku bukan Suriyadi. Aku adalah me-Suriyadi. Aku mencari dan terus menerus mencari. Menuju dan menjadi Suriyadi. Ya, aku bukan aku. Aku adalah meng-aku, yang terus menerus berproses menjadi aku. Aku adalah aku, pada saat sakratul maut !!!"

Aku mau ini menjadi modal kekuatan dan inspirasi bisu untuk menyemangatiku dalam mencari diri. Memang tidak mudah, sebab sudah berapa kali aku merasa kalah. Kalah oleh diri sendiri, dalam kepesimisan hingga menimbulkan sikap malas dan tak percaya diri, akibatnya aku masih terombang ambing dalam ketidakjelasan tujuan hidup.
Menuju yang lebih baik dan berguna bagi semua.

Awal ini adalah kesadaran

Awal ini adalah pengorbanan

Awal ini adalah keoptimisan

Dalam merangkai tujuan hidup

Menuju yang lebih baik dan berguna bagi semua

Amin

Rabu, 18 Februari 2009

Saya Kecewa "Pelayanan" Sekjur PAI UIN

Dkils- Sudah menjadi hukum alam bahwa seseorang yang telah diberikan mandat sebagai pejabat, apapun jabatannya. Bisa presiden, anggota DPR, Kepala Sekolah, ataupun Ketua kelas maka kewajibannya untuk melayani masyarakat masing-masing dengan baik dan sesuai etika. Tidak seenaknya sendiri.

Entah ini memang sudah karakter atau mental yang berubah setelah mendapat jabatan, sosok yang seharusnya mengayomi dan memberikan "pelayanan" kepada mahasiswa justru tidak tercermin dari sikap yang menurut saya sedikit mengabaikan tugasnya kepada mahasiswa walau mungkin terpikir olehnya itu suatu hal yang sepele.

Satu contoh adalah ketika saya dibiarkan menunggu lama untuk minta tanda tangan beliau padahal beliau sudah berada di tempat, ironisnya saya telah menunggunya dari pagi (jam kerja beliau) dan beliau baru sampai pukul 13.00. Setelah mendapat tanda tangan, hal yang justru tidak enak dipandang dilakukan oleh beliau dengan sedikit melempar lembar kertas (milik teman) yang telah ditanda tanganinya. Seolah meremahkan lembar kertas yang ditanda tanganinya dan yang meminta tandatangan.

Saya bukan bermaksud menggurui, sekedar untuk mengingatkan sesama muslim bahwa tindakan yang beliau lakukan secara tidak langsung telah memberikan imaje negatif atas tingkah polah dan pribadinya. Padahal sejatinya sebagaimana saya ungkap, sudah menjadi kewajiban baginya untuk bisa melayani dengan baik. Tidak serta merta mentang-mentang punya jabatan lantas mengesampingkan sikap pelayanan baik kepada mahasiswa.

Mohon maaf kepada Bapak Sekjur atas kelancangan tulisan saya ini. Semoga ini bisa menjadi introspeksi diri (saya) untuk tidak melakukan hal-hal yang membuat hati orang tidak merasa nyaman atas tingkah polah kita semua

Senin, 16 Februari 2009

HARI YANG CERAH

dkils-
Tidak ada keindahan yang di dapat, selain mengisi hari-hari dengan semangat untuk terus maju.

Duka yang di rasa, akan hilang segera

justru timbul rasa suka lantas bahagia

semangat wahai kau para pencari kebenaran

semangat wahai kau penebar virus perdamaian

semangat wahai kau lasykar-lasykar pencipta perubahan

semangat wahai kau pencari cinta-cinta nan suci

Raih bersama usaha dan doa

Demi tercipta hari-hari nan cerah

Sabtu, 14 Februari 2009

PEMBUKAAN

dkils- Puji Syukur kepada sang pemilik mahkluk, Penguasa Alam yang senantiasa memberi rahmat, taufik, hidayah dan nikmatnya kepada penghuni alam setiap waktu, tiada henti apalagi Bosan, Robbul Izzati, Allah SWT. Semoga kita selalu menjadi kekasih tercinta-Nya.
sudah seharusnya setiap makhluk yang berpanca indera harus berani untuk memulai dan berbuat dengan apa yang diyakini.

jangan pernah menunggu-nunggu
apalagi sampai berpikiran tidak bisa melakukanya
yakinlah dengan kemampuan yang ada
dan teruslah berusaha diiringi juga dengan doa

Ini adalah Ruang Kegelisahan. Tempat berkeluh kesah, mencurahkan perasaan sedih, senang, marah, kesal,gondok, bahagia, dengan apa yang dirasa, dilihat, diraba dan dikerjakan.

"Kebebasan" berpendapat...
Dipersilahkan di ruang ini
Demi tercapainya "Perubahan" dalam semua hal menuju arah yang lebih baik
Selamat Menikmati dan Bergabung
"RAIH PERUBAHAN MENUJU KESUKSESAN DENGAN KEGELISAHAN"

Pengikut

S e l a m a t D a t a n g di Cielung Dkils

TAMU "Gelisah"

free counters