Rabu, 13 April 2011

BECAK SENSASIONAL


Mengasyikan ! Sungguh !

Dini hari sambil nunggu datangnya liga champion di tivi, iseng jalan ke Depok dan mendapati tukang becak yang tertidur lelap lantas membangunkan dan mengajaknya menunaikan tugas, mengayuh becak tuanya mengelilingi sudut-sudut kota Depok. Ngga jauh sih rutenya, Cuma dari perapatan sandra terus perlahan merangkak di jalan Nusantara sampai di fly over sebelum jalan utama margonda.

Tapi walau demikian, Sensasi yaaaa booooo……. luar biasa !

Matanya memang masih terlihat ngantuk, mangkanya aku menyuruhnya mengayuh dengan pelan kendaraan tradisional yang menjadi alat penopang hidupnya mencari rezeki. Mas Do, demikian kupanggil namanya setelah tahu nama panjangnya Darsono. Pria jawa tulen dari daerah Grobogan. Menurut cerita darinya, dia udah mengayuh becak ini selama kurang lebih 10 tahun setelah usaha sebelumnya yaitu berjualan tak lagi ia jalani karena alasan klasik, tak punya modal. Dia tinggal di kontrakan tak jauh dari stasiun Depok lama bersama istri dan kedua anaknya yang masih sekolah SD. Konon istrinya menjadi buruh atau pembantu dadakan/panggilan bagi siapa saja yang membutuhkan tenaganya. Lumayan kata Mas Do, bisa nambah-nambah penghasilan.

Kata Mas Do lagi, dia biasanya sehari mengayuh becak mendapatkan penghasilan paling banyak Rp. 70.000. itu pun kalo emang lagi benar-bener rezekinya. Tapi seringnya dia hanya mendapatkan di bawah Rp. 50.000. Becak ini adalah miliknya sendiri. Kebetulan dulu temannya yang lagi butuh uang menawarkan becak miliknya dengan harga Rp. 500.000. Yaa udah, karena orang butuh dan Mas Do berniat menolong temannya, maka becak tersebut dibelinya dengan meminjam uang pada rentenir yang tinggal tak jauh dari kontrakannya. Tapi sekarang seh utang tersebut udah lunas.

Loh kok jadi ngomongin Mas Do yaaa ?

La wong niatnya ngomongin sensasi naik becak waktu dini hari kok jadi kesitu-situ.

Tapi memang itu salah satu sensasinya. Sambil sesekali ngobrol dengan sang empu becak biar kantuknya ga kambuh, aku masih tetap bisa merasakan sensasi luar biasa.

Walau berjalan perlahan, udara dini hari tetap saja menusuk pori-poriku yang sengaja tidak kubungkus ama jaket ijo kesayangannku. Aku tak mau memanjakan tubuhku ama jaket ijo itu, sesekali tubuh ini harus benar-benar bisa merasakan nikmatnya di tusuk angin dini hari. Dengan hanya memakai celana kolor orange dan kaos hitam buluk bergambar “?” depan-belakang sesekali aku berdiri dan merentangkan kedua tangan berharap kesegaran dan kesejukan masuk dalam relung hati dan pikiranku yang selalu suntuk oleh emosi negatif yang ku buat sendiri.

Angin itu menerpa rambut tipisku. Menampar wajah juga seluruh anggota tubuh. Kurasakan kenikmatan luar biasa menjalar dalam tubuh. Mereka seperti berebut memeluk tubuhku. Masuk dan menggelitik setiap anggota tubuh yang ada. Meski kalah dingin dan segar di banding angin daerah puncak apalagi Gunung Gede/Pangrango tapi ini sungguh mengagumkan. Aku berteriak kencang saat mencapai fly over.

AaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAaaaaaaaaaaaaaaaaaaa !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Sang empu becak kaget dan segera menghentikan kayuhannya.

Aku tersenyum melihat raut kebingungan di wajahnya. Ku bilang saja, “kita berhenti di sini dulu Mas, ntar kita lanjut lagi. Saya pengen liat-liat dulu.”

Ia mengangguk.

Ku biarkan mataku menerawang bebas. Menjelajahi setiap sudut yang bisa dijangkau oleh indra. Dari jauh tampak stasiun Depok baru sepi. Hanya beberapa orang yang masih hilir mudik ngga jelas. Beberapa orang juga asyik terlelap tidur di posisi masing-masing. Pun begitu dengan pasar dan terminal yang sedikit terlihat.

Tak lagi terdengar suara calo memanggil sewa menawarkan armada mobil. Suara pluit para pak ogah mengatur keluar masuk angkot, suara teriakan para pengamen dan penjaja jajanan. Semua tampak sepi. Asyik dengan dunia masing-masing. Hanya dari sudut pojok kanan mataku tampak di sebuah warung kopi beberapa orang masih bermain gaplek sambil tertawa cekakak-cekikik.
Indah nian !!

Terdengar ada suara perempuan tak jauh dari tempatku berdiri memanggil-memanggil nama ‘cowok…cowok…’. Aku meliriknya. Ia tampak cantik tapi berdandan menor dan medok plus pakaian yang aduhai menantang. Karuan aja buat aku nyengir. Aku menggeleng membalas panggilan dan lambaian tangannya. Perlahan ku lihat ia berjalan centil ke arahku, tanpa pikir panjang, takut terjadi yang ngga-ngga ku teriakan nama Mas Do yang ternyata ia tertidur kembali di becaknya.

Aku membangunkannya segera dan memintanya mengayuhnya cepat. Dia menurut, dikerahkannya semua kekuatan miliknya yang belum seutuhnya kumpul sehingga becak tampak terlihat melaju cepat, tapi tak apa-apalah. Sampai pada lampu merah ku minta ia segera memperlambat laju kecepatannya. Setelah itu ku ceritakan kejadian sebenarnya. Dan dia pun tertawa puas. Ngina… !

Ku berikan ia uang berlebih saat tiba di depan rumahku. Sarung, sajadah, juga baju menjadi ongkos tambahan dariku karena kesediaannya mengisi waktu dini hariku menunggu pertandingan liga champion MU-Chelsea.

Ia seolah tak percaya menerima itu semua. Terucap lirih dari mulutnya rasa syukur pada Sang punya Kuasa. Pun demikian aku. Pagi ini sungguh membahagiakan hati dan pikiran.

Senin, 11 April 2011

APA ENAKNYA JADI MALING ??


Enak ngga sih sebenarnya jadi maling ? jadi penasaran ? kok banyak banget yang demen ama pekerjaan ini.

Kagak lanang kagak wadon, pasti ada aja yang ngelakuin. Kaya yang udah-udah disiarin di tivi, siapa ngga kenal sosok Gayus Tambunan, cowok gemuk nan imut di wajahnya yang memiliki cerita hidup sensasional dengan membobol secara perlahan keuangan di direktorat pajak tempatnya ngantor tiap hari.

Belum lama muncul lagi nama pemeran baru Melinda Dee. Konon cewek seksi nan bahenol yang memiliki dandanan ala almarhumah Suzanna ini sudah sekian lama menggeruk duit nasabah bank tempatnya dia bekerja. Ini terbukti dari fakta yang menyebutkan banyaknya barang-barang mewah yang ia miliki. Sebut saja mobil-mobil yang waaaaahhh dah nyebutnya. Apartemen yang berdiri kokoh di berbagai tempat. Muantap !

Sepertinya lebih hebat dari Bang Gayus nie dalam dunia permalingan.
Ruar biasa bukan ?????

Tapi yang menarik, fakta yang ada ternyata mereka sama-sama ‘orang dalam’ yang mereka biasa naro bokong dan sesekali numpang tidur kalo lagi datang kepenatan yang sangat saat jam kerja.

Mereka yang seharusnya memberikan pelayanan terbaik pada masing-masing ‘nasabah’ demi kepercayaan tingkat tinggi yang didapat pada nantinya justru bermain lembut dan teramat manis untuk mengelabui dan menggondol uang milyaran rupaih. Tak perduli lagi norma hukum, norma agama, norma masyarakat, semua mereka gibas tanpa aling-aling demi mendapatkan syahwat kekayaan harta benda. Hasilnya, mereka mampu tertawa terbahak-bahak di penderitaan orang lain.

Padahal mereka tak sadar, setiap harinya beribu orang berdoa semoga para maling-maling tersebut mendapatkan balasan yang setimpal baik di dunia maupun di akhirat.

Tapi ngomong-ngomong dari mana yaa enaknya bisa jadi maling tersebut ?
Apa karena setelah jadi maling kita jadi punya duit banyak terus bisa menuhin semua nafsu kita. Beli barang-barang mewah, pergi plesiran ke tempat kemana kita suka, di kenal banyak orang atau …… aaahhhh… !!

Kenapa mereka saat melakukan itu tak ada perasaan takut berdosa yaa ?
Mereka masing-masing kan punya agama. Dan aku yakin ampe sekarang mereka percaya akan adanya Tuhan. Sementara Tuhan itu, pemilik kekuasaan yang tiada duanya. Kalo kata Tuhan “A” yaaaa pasti bakalan jadi “A”. eemmhhhmmm… !!

Apa yang menyebabkan hati dan pikiran mereka menjadi gelap gulita begitu ?
Aku percaya hati nurani dan akal sehat mereka masih normal dan berfungsi baik. Tapi kenapa mereka kalah oleh ego nafsu untuk jadi maling ? apa karena kesempatan yang ada terbuka luas untuk bisa jadi maling kaya gitu ? atau … aaahhhh.. !!

Aku sih berharap jangan ampe deeehhh seumur-umur jadi maling kaya mereka. Kalo dulu aku juga pernah jadi maling kecil-kecilan, yaaa biarlah itu menjadi kisah masa lalu yang tak boleh terulang kembali. Sekecil apapun yang kita ambil dari milik orang lain, itu tak boleh terjadi lagi.

Malu dan takutlah sama Tuhan yang selalu mengawasi kita tiada henti. Jangan sombong hati perbuatan kita tidak bakal diketahui orang lain, Tuhan maha Mengetahui. Dan Dia pasti akan bertindak dan berbuat yang mungkin tidak pernah kita duga sebelumnya.

So…
Apa enaknya jadi maling kalo pada akhirnya toh kita di jebloskan dalam ruang yang tak lagi ‘seram’ untuk para maling.

Waaaahhh !!!! LOOOOOOOHHH ???????

Apa karena ini juga yaa para maling tetap bangga dengan pekerjaannya dan terus mengkader maling-maling baru di setiap waktunya ?

Bingung ???%$?/@!*&^!!!!!?

Minggu, 10 April 2011

TAK SADAR CANTIK


Kalau aku mengatakan kalau dirimu cantik, kenapa kau tak pernah percaya ?

Aku selalu mengagumimu ..

Menikmati auramu

Dari segala tingkah polahmu

Juga apa yang ada dalam hatimu

Wajah .. kedua mata .. alis … bibir juga tubuhmu ..

Menjadi inspirasi dalam hari-hariku

Senyummu… aaahhhhhh….

Membuat dunia di sekitarku

Indah … penuh arti ..

Tapi mengapa

Kalau aku mengatakan tentang dirimu

Sejujurnya ….

Kau tak pernah percaya

SUNGGUH KAU WANITA CANTIK …..

Sabtu, 02 April 2011

ATAS NAMA KEKUATAN CINTA


Kawan …. Pernah nonton film Lasykar Pelangi garapan Riri Riza kan ?

Kalau sudah, kalian pasti mengingat adegan saat Ikal untuk pertama kalinya melihat jari-jari tangan yang halus dan lembut yang dimiliki seseorang di balik tembok rumah Ko Akong. Dan juga adegan saat di waktu yang berbeda Ikal mampu melihat paras si empu yang memiliki jari-jari indah tersebut. Ehmmmm … apa akibat yang dirasa oleh Ikal setelah kejadian itu menimpa diri dan perasaannya ?

Pada adegan selanjutnya, Ikal dengan bangga mengajukan diri pada sahabatnya, Lintang untuk menyetir sepeda menuju ke sekolah yang jaraknya kira-kira hampir 10 km. Jarak yang sedemikan jauh, tak mampu membuat Ikal terasa lelah dan loyo. Bahkan sebaliknya, kekuatan atas nama ‘cinta’ yang telah merasukinya setelah melihat paras ayu itu, menjadikan Ikal seperti terbang melayang saat mengayuh sepeda. Berulang kali ia melepaskan stang sepeda untuk mengexpresikan jiwanya yang sedang berbunga-bunga. Ia tertawa lepas. Bersenandung riang. Bebas. Bergembira ria.

Peristiwa seperti itu kini menimpaku.

Perasaanku yang sedang berbunga-bunga karena telah melihat wajahnya setelah hampir satu minggu tak bersua, menjadikan diriku layaknya seorang Valentino Rossi saat berada di lintasan balapan motor GP. Aku bak orang kesetanan membawa motor. Berlari dengan kecepatan tinggi sambil menyalip kanan kiri kendaraan yang ada di depan. Tak ada rasa takut pun di hati sebagaimana yang kualami saat membawa motor di bawah perasaan ala kadarnya. Aku terus berlari kencang dengan bersenandung lirih sebuah syair lagu milik band Sheila on 7 berjudul ‘Hari Bersamanya’.

Hanya kurang lebih 15 menit waktu normal aku sudah sampai di rumah dengan selamat, tanpa cela sedikitpun. Puji Tuhan. Aku senang dan amat bergembira. Ia menyambutku dengan senyum terindahnya saat aku tadi sampai di tempat tinggalnya. Mengobrol sebentar tentang aktifitas masing-masing, tak lama aku pun meninggalkannya. Dengan sejuta harapan dan angan-angan agar ia bahagia setelah menerima pemberian oleh-oleh sedikit dariku.

Sekarang. Kekuatan cinta itu sedikit memudar karena batuk yang terpendam selama ini. Penyakit ini kembali menjangkiti tubuh ringkihku. Aku terkulai lemas di kasur merah di kamarku. Semangat dan kekuatan yang ku rasa tadi, hanya tersisa sedikit. Itu pun hanya bisa ku gunakan untuk sekedar mengotak-atik kalimat agar tersusun rapi sebuah kesan yang mendalam dari perasaan yang sedang berbahagia ini.

Terima kasih buat waktu dan kesempatannya.
Atas nama ‘cinta’ ku berharap semoga menjadi obat penawar penyakit menahun ini.

Semoga. Aminnn

Pengikut

S e l a m a t D a t a n g di Cielung Dkils

TAMU "Gelisah"

free counters