Senin, 05 September 2011

SAY GOOD BYE

Sudah saatnya..

Waktu yang di takutkan datang

KAU…

Silahkan pergi

Mengisi hari-hari baikmu

Tanpa di ganggu lagi olehku

GOOD BYE…

Itu dariku



Jumat, 20 Mei 2011

TEBING UNIK, MENGHEBOHKAN...

Tadi malam. Seorang teman mengirimiku sms yang menyatakan ia ingin berada di atas tebing.
Wah.. aku jadi ingin ikut.

Tapi sayang, tak lama ia pun meng-sms bahwa ia sudah ada dalam posisi di atas tebing.

Aku tak tahu kenapa tiba-tiba ia mengirimiku sms seperti itu. Sebab berulang ditanya mengenai alasannya, ia tak menjawab sama sekali, hanya memberikan sebuah ‘senyuman’. Itupun karena diminta. Biarlah. Yang penting berarti ia selamat di tebing itu karena adanya kabar ‘senyum’ darinya. Hahahahaha..

Aku jadi menghayal. Ketika ia di atas tebing itu seorang diri, malam hari, dan sepengetahuanku dia dalam kondisi kurang sehat diri (tidak fit), ia kemudian menemukan hal-hal aneh yang pada akhirnya membawa dia pada pengalaman baru nan unik sehingga mencipta kebahagiaan lantas menyegarkan kembali fisik dan kesehatannya .

Misalnya saja, ia menemukan seekor kodok jantan seorang diri yang berkumis tebal mirip pak Raden (salah satu tokoh dalam kartun Unyil) lantas sang kodok berkumis tebal itu menggoda temanku dengan centilnya sampai akhirnya temanku takluk dan mereka menjadi teman ngobrol dan curhat.

Selanjutnya, ternyata sang kodok berkumis mengajak temanku berjalan-jalan mengitari sisi tebing untuk mengenali lebih jauh tebing yang dulu konon merupakan tebing tempat seorang gadis dan pemuda kampung tak jauh dari situ melakukan upaya bunuh diri karena mereka disangka maling bedug masjid yang mengakibatkan masjid kehilangan ruhnya karena hilangnya bedug tersebut (jamaahnya sholatnya jadi sedikit).

Iiihhhh... serem doung…

Ternyata tidak juga, sebab sang gadis dan pemuda itu tak jadi bunuh diri. Karena apa? Karena mereka lebih suka bunuh ayam utan yang memiliki tubuh mirip anak kambing, yang ditemuinya di tebing itu ketika ingin melompat bunuh diri. Lalu mereka berdua memakan ayam utan tersebut dan tidak melanjutkan bunuh diri sendiri. Begitu cerita sang kodok berkumis kepada temanku.

Dalam perjalanannya temanku menemukan hal-hal aneh lagi di sekitar tebing. Dia melihat ada pohon kelapa yang berdiri kokoh dengan ukuran tinggi menyerupai pohon pisang. Dan anehnya lagi, pohon kelapa itu berbuah kelapa mirip pisang. Bersisir kecil.

Kemudian temanku menemukan hal aneh lain. Ia mendapati seorang gadis cantik seusia anak SMA kelas 1 yang sedang bermain lompat tari seorang diri. Secara fisik tubuhnya tak ada keanehan dalam diri gadis tersebut. Tapi ketika melihat ke atas, wajahnya. Ia memiliki keunikan karena bukan hanya dua, tapi gadis itu memiliki tiga mata. satu mata tambahan berada tepat di posisi jidat. Lebih aneh lagi, ketika tak lama kemudian hadir seekor rusa dengan memiliki dua kaki layaknya seekor ayam. Rusa tersebut ingin ikut bermain lompat tali dengan sang gadis. Dan sang gadis menyetujuinya.

Temanku hanya melonggo. Ia bingung menyaksikan ini semua. Pikirannya lantas membawanya ke zaman Hercules sebagaimana yang ia pernah tonton di TV. Banyak keanehan dan ketidak laziman.

Menyadari kebingungan temanku, sang kodok sebagai ‘guide’ segera membawa temanku kembali mengelilingi tebing.

Terus berjalan mengitari tebing, temanku lantas tersenyum. Kebingungan yang tadi sempat meliputi wajahnya hilang seketika. Sang kodok berkumis pun menjadi senang. Sang kodok berkumis tak mau bertanya apa sebabnya temanku jadi tersenyum, sebab di depan keduanya kini tampak dengan jelas air terjun yang indah dari ketinggian tebing sekitar 20 m. Ada dua air terjun malah.

Temanku berlari mendekati air terjun. Meski malam, air terjun itu tetap memancarkan keindahan alaminya karena sorot tajam dari cahaya bulan yang tampaknya malam ini memiliki watt yang lumayan besar sehingga mampu menerangi tebing dan air terjunnya seperti siang hari.

Tanpa dikomando oleh sang kodok berkumis, temanku sudah berada tepat di bawah pancuran air tebing yang turun sangat deras. Temanku berteriak kencang, seperti ingin melepas beban. Kemudian ia merenggangkan kedua tangannya sambil berteriak kembali. Tak dihiraukannya udara malam dan dinginnya air terjun, temanku tetap berlama-lama membasahi tubuh kurusnya dengan air terjun yang jatuh dari tebing unik, menghebohkan ini.

Temanku mungkin berharap dengan membasahi tubuhnya ini segala kelelahan, kemalasan, kepenatan juga penyakit yang dideranya (batuk dan serak atau lainnya) segara luntur dan hanyut terbawa air terjun. Sehingga esoknya ia bisa mendapati dirinya sembuh dan beraktifitas sebagaimana biasa tentunya dengan semangat dan tubuh serta fisik yang lebih sehat dan kuat. Semoga saja. Amiiin 99x…

Khayalku terhadap temanku di atas tebing terhenti saat perut mulai berdendang ‘kracak-krucuk.. kracak-krucuk’. Tadinya aku ingin bertahan, karena masih banyak dalam khayalku keanehan dan keunikan di tebing tersebut. Namun, gendang lapar tersebut semakin kencang meneriakkan untuk segera keluar dan mencari makanan lantas mengisinya segera ke dalam perut. Aku ingin makan bubur kacang ijo malam ini, semoga aku bisa menemukan dan menyantapnya nikmat.

Sadar aku tak bisa menghindar dari ini, segera kuhentikan khayalanku ini. Teringat pada temanku yang telah mengirimiku sms tadi tentang keinginnanya menaiki tebing, aku mengiriminya sebuah sms penutup malam ini setelah tadi mengiriminya beberapa sms (tapi tak ada jawaban, :-( )

Sory kalo sms2 td garing.. cma brmksud guyon mghbur kamu.. Syg ggl.. pi ttp sneng, coz sms kamu jd ide tulisan mlm ini di diaryku.. Thx n maaf buanged yaaa….
19;05;2011
23;27;05

Minggu, 15 Mei 2011

RINDU SEMAKIN MERINDU


Aku semakin merindu. Rindu akan kehadiran-Nya. Rindu akan kasih sayang-Nya yang tiada henti. Rindu ingin selalu dipeluk-Nya dan dibelai mesra. Aku rindu ingin berjumpa dengan-Nya.
Sungguh aku sangat merindu.

‘Keadaanku’ saat ini membawaku kepada sebuah nilai tambah keyakinan dasar tentang keberadaan dan segala kekuasaan-Nya yang menguasai atas semua keberadaan makhluk ciptaan-Nya. Aku dan semua makhluk tentunya tidak berarti apa-apa dalam hidup ini tanpa ‘bantuan tangan’ oleh-Nya. Kesombongan atas apa yang kita miliki tak memiliki makna jika dihadapkan kepada-Nya.

Apalah arti harta yang kita miliki bagi-Nya. Apalah arti kekuasaan dan kekuatan yang kita miliki bagi-Nya. Apalah arti kepintaran dan kejeniusan kita bagi-Nya. Apalah arti kecantikan dan ketampanan yang kita punya bagi-Nya. Hanya Dialah yang layak untuk sombong. Karena Dia maha segalanya. Dialah sang pemilik kekayaan sebenarnya (al-Ghoniyy), Dialah sang pemilik kekuasaan (al-muqtadir) dan sumber kekuatan (Al-Qowiyy), Dialah pemilik segala ilmu pengetahuan (al-‘aliim), Dia pulalah yang pencipta keindahan bagi seluruh makhluk (Al-Badii). So…. mau diletakkan di mana dan mau dibawa kemana kesombongan kita ?

Aku jadi semakin menyadari kekerdilan, kekecilan, kebodohan, kelemahan, juga kemiskinan yang kumiliki karena kemaha kuasaan yang dimiliki-Nya. Keegoisan dan kesombonganku selama ini menjadi bukti nyata lemahnya nilai keimanan yang kumiliki. Aku tak layak seperti itu lagi. Aku tak pantas.

Kusadari ini semua saat ‘keadaanku’ seperti ini sekarang. Kupupuk lagi keimanan atau kepercayaanku yang semakin terkikis dan nyaris hilang dalam beberapa tahun ini. ‘Keadaan’ ini menuntunku untuk lebih introspeksi lagi tentang keberadaanku dan keberadaan-Nya. Sungguh nikmat yang luar biasa. Andai saja aku tak memiliki ‘keadaan’ ini, mungkin aku tak akan memiliki kesempatan yang luar biasa untuk bisa kembali mendekatkan diri kepada-Nya. Menegur-Nya, menyapa-Nya, memanggil-Nya, mengingat-Nya, menyakini-Nya, lalu menjalankan atas semua perintah dan meninggalkan atas segala larangan-Nya.

Sungguh aku sangat bersyukur dan merindu.

Harapku.….

Aku ingin selalu bersama-Nya. Aku ingin selalu bersyukur atas segala nikmat dan cobaan dari-Nya. Aku ingin senantiasa diberi petunjuk hidayah serta maunah-Nya. Aku ingin bersama golongan orang-orang yang dicintai dan dikasihi-Nya. Aku ingin menjadi kekasih sejati untuk-Nya. Dan tentunya aku ingin selalu berada dalam ridho-Nya dunia akhirat.

Sembah sujudku kepada engkau sang pemilik kerajaan (Maalikul mulk), yang memiliki sifat luhur (al-Jaliil) dan mulia (al-Kariim), yang senantiasa memenuhi segala do’a (Al-Mujiib) para makhluk, senantiasa memberikan pemancar kasih sayang (Ar-Ro’uuf) juga penerima tobat (at-Tawwaab) bagi siapa saja yang dikehendaki karena Engkau maha menentukan (al-Qodir).

Sungguh aku sangat merindu.

هُوَ اللهُ الذِي لاَاِلهَ اِلا هُوَ. عَالِمُ اْلغَيْبِ وَالشهَادَةِ. هُوَ الرحْمنِ الرحِيْمِ (22) هُوَ اللهُ الذي لاَاِلهَ اِلا هُوَ. اَلْمَلِكُ اْلقُدوْسُ السلاَمُ اْلمُؤْمِنُ اْلمُهَيْمِنُ اْلعَزِيْزُ اْلجَبارُ اْلمُتَكبرُ. سُبْحَانَ الله عَما يُشْرِكُوْنَ (23) هُوَ اللهُ اْلخَالِقُ اْلبَارِئُ اْلمُصَورُ لَهُ اْلاَسْمَاُء اْلحُسْنى. يُسَبحُ لَهُ مَا فِى السمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ. وَهُوَ اْلعَزِيْزُ اْلحَكِيْمَ (24

“Ia-lah Allah, yang tiada Tuhan selain Ia. Yang tahu akan yang ghaib, dan (tahu akan) yang nyata kelihatan; Ia-lah yang maha Pemurah, yang maha Penyayang, Ia-lah Allah, yang tiada Tuhan selain Ia. Sang raja, Yang Maha Suci, Sumber Kedamaian, Pemelihara Keimanan,Penjaga Keselamatan, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, yang Maha besar, Maha Kepujian Allah, (jauh) diatas apa yang orang yang persekutukan Ia. Ia-lah Allah, yang Maha Pencipta, Yang Maha Pembuat, Pembentuk Rupa, Kepunyaan-Nya nama-nama yang paling indah, Tasbih memuji-Nya segala yang di langit dna di bumi. Ia-lah Yang Maha Perkasa, Yang Maha Bijaksana.”

- Q.S. 59 Al-Hasyr (pengusiran) 22-24 –

وَاِذْ اَخَذَ رَبكَ مِنْ َبنِى ادَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُريتَهُمْ وَاَشْهَدَهُمْ عَلي اَنْفُسِهِمْ. اَلَسْتُ بِرَبِكُمْ. قَالُوْا بَلى شَهِدْنَا اَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ اْلقِيَامَةِ اِنَا كُنا عَنْ هذَا غَافِلِيْنَ

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari Bani Adam keturunannya dari sulbinya, dan menyuruh mereka bersaksi terhadap dirinya mereka sendiri (atas pertanyaan), “Bukankah aku Tuhanmu?”
Mereka menjawab, “Ya, kami bersaksi !”
(Yang demikian itu) suapaya jangan kamu berkata di hari kiamat, “Kami tiada mengetahui hal ini.:

- Q.S. 7 Al-A’raaf (Tempat yang tinggi) 172 –

وَلَقَدْ خَلَقْنَا اْلاِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَاُ تُوَسْوِسُ بِه نَفْسَهُ. وَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ اْلوَرِيْدِ

Sungguh telah kami ciptakan manusia dan kami tahu apa yang dibisikkan hatinya kepadanya. Kami lebih dekat kepadanya dari urat lehernya.”
- Q.S. 50 Qaaf 16 –

Sabtu, 14 Mei 2011

DINI HARI DI BAWAH MENARA EIFFEL


Aku tersenyum bahagia. Di sampingku duduk wanita cantik dengan kaca mata putih yang baru saja dibelinya karena kedua matanya mengalami ganguan penglihatan semenjak beberapa hari yang lalu. Dia cewek tambatan hatiku yang baru saja kuikat dengan janji manis di bawah menara Eiffel Perancis. Dini hari ini.

Sekarang pukul 00:20 waktu Perancis. Kami duduk berdua di trotoar jalan samping kolam air mancur dengan memandang menara Eiffel yang menjulang tinggi. Sambil memakan cemilan combro, lontong juga bakwan dan risol yang kami bawa dari Indonesia, celotehan dan canda riang menghiasi kencan pertama kami yang penuh kehangatan.

Ku panggil ia dengan sebutan sayang ‘Ay’. Sementara ia memanggilku mesra dengan panggilan ‘By’. Kami menyepakati saat itu juga panggilan yang mudah-mudahan akan membuat hubungan kami semakin sayang, mesra, juga langgeng selamanya.

Ay… tebak nie, anak, anak apa yang paling pinter dan cakep?” selorohku sambil mengunyah risol.

“Ehmmm… anak apa yaa??? Anak monyet kale…” jawabnya sambil nyengir.

“Salah.. ! ayo anak siapa ?” tanyaku lagi dengan manja.

“Apa yaaa….. Anak… anak…. Ah nyerah aaahhh… !”

“Yeee… payah.. bener nie nyerah.. kalo gitu jawabannya …. Kata anak-anak seh, gue…..!” dengan bernarsis ria aku berdiri bergaya aktor India merayu cewek.

“Uuuhhhhh … Garing !!!!!, mang iya situ ganteng?” godanya, mukanya dihadapkan langsung ke wajahku. Tentu saja aku gemes melihatnya, aku ingin memegang wajahnya, tapi ia menghindar dengan cepat sambil tertawa cengegesan.

“Yeeee… mau bukti ? ngga sadar yaaa kalo Ay udah lama ngejar-ngejar By, dan baru sekarang ngedapatinnya.. hahahahha !” balasku.

Ia mencibir. Lalu berkata:

“Iiiiiihhh.. Ge-er… Enak aja… tauan By yang ngejar-ngejar Ay ampe ngemis-ngemis and jatuh sakit karena pernah ditolak… hehehehehe… baru sekarang diterima, itu juga karena ngga tega.. heheheheheheheheehehhehe”

Ia tersenyum manis sekali saat mengucapkan guyonan itu. Lesung pipinya, mata belonya, juga kedua bibir tipisnya, mencipta senyum termanis yang pernah kulihat dan rasakan sehingga dalam benak pikiran menandakan ia adalah anugerah yang paling indah yang sekarang ku miliki.

By.. sekarang Ay yang punya tebakan..” panggilnya membuyarkan lamunanku.

“Apa..?”

“Bus-bus apa yang paling cakep? Ayooo…. !”

“Haahahahah…. Gampang itu mah.. !”

“Gampang-gampang… coba apa By..?”

“Jawabnya, Buset deh.. gue lagi yang paling cakep… hahahahhahaha… piye tho?”

“Iiiihhhhhh…… kok tau seh? Curang nie… orang mah jawab salah dulu kek.. !” rujuknya manja sambil memonyongkan bibirnya.

Aku tertawa. Menggodanya. Terus menggodanya.

“Dua kosong… dua kosong… “ Ledekku.

Bibirnya semakin monyong. Muka bt-nya mulai terlihat. Ia membuang muka, menghabiskan combro yang tersisa 2 lagi. Aku semakin tertawa melihatnya. Ku panggil nama sayang kepadanya berulang kali. Tapi ia tak merespon. Wajahnya tertekuk kini. Tak ada lagi senyum. Ku hampiri wajahnya, ku pegang tangannya. Ku coba menampilkan muka lucu untuk menghiburnya. Ia tetap tak bergeming. Tak ada senyum.

Aku mulai kehilangan akal untuk mencairkan suasana ini. Ia tetap tak tersenyum. Matanya menerawang kosong menatap menara Eiffel yang dini hari waktu Perancis ini udaranya menjadi lebih terasa dingin. Aku pun jadi ikut diam. Sama-sama menyaksikan menara Eiffel dengan pikiran masing-masing. Lama. Hampir sepuluh menit berjalan. Dan aku tak nyaman dengan keadaan ini.

Aku menoleh kepadanya, tepat saat itu juga, ia mengagetkanku dengan gerakan wajah yang melucukan, “Baaaaaaa…… !!!“

Aku tentu saja kaget bukan kepalang. Ia tertawa kencang. Riang ia tersenyum. “Mangkanya jangan bengong… !” ucapnya.

Sadar. Aku gemes kepadanya. Spontan ku raih tubuhnya. Ia menghindar. Ku coba untuk menangkapnya. Ia berdiri dan berlari. Penasaran, ku kejar ia. Ia berlari sambil tertawa. Mirip adegan film India, kami berkejaran di trotoar jalan sekitar menara Eiffel. Beberapa pasang mata yang masih asyik menikmati udara pagi di menara Eiffel sekilas menatap heran dengan tingkah laku kami. Tak ku hiraukan. Terus ku kejar ia. Dan ia terus menghindar.

Semakin lama larinya semakin lambat, hingga akhirnya aku dapat menangkap dan memeluk tubuh mungilnya. Ia memberontak. Tapi ku tahan. Tubuhku terus memeluknya. Ia terus berupaya melepaskan diri. Tapi tak bias. Gerakannya melemah. Ku pegang kepalanya, hingga wajah kami saling berhadapan. Nafasnya masih memburu. Aku tersenyum. Ia pun tersenyum.

Semilir angin pagi, dingin. Kami tetap berpelukan dengan wajah saling berhadapan. “I love you… Ay… !” ucapku lirih. “I love you too By… !” balasnya pasti. Kami tersenyum. Lalu perlahan kami mendekatkan wajah hingga hidung kami saling bertubrukan. Dan….

##

“Woy… bangun… udah pagi. Ngga berangkat kuliah loe ? “ suara kakak perempuanku kencang di balik pintu kamarku.

Suara panggilan dan ketukan dari pintu kamarku terdengar keras sekali. Berulang-ulang.
Aku kaget. Aku terjaga dari tidur lelapku. Mimpi indahku kandas oleh teriakan suara cempreng kakakku.

“Wooooyyyy…. Banguuuunnnn !!!!!”

Kembali suara itu terdengar. Sadar. Aku kesal. Ku lempar gulingku ke arah pintu kamarku.
“Udah bangun tauuuuu…. Udah berisik… pergi sono… ganggu orang tidur aja !”

Terdengar dari luar suara tawa kakakku yang kali ini ku anggap suara tawanya mirip tawa kuntilanak yang kehilangan anak.

“Heheheheheheh…. Mangkanya buruan bangun… Waya gini…. Anak muda belum bangun tidur…..!” timpalnya lagi.

“Cerewetttt …….!” Umpatku.

Kembali terdengar tawa dari luar kamar. Kesal, segera aku bangun. Namun, sebelum beranjak dari kasur, ku lihat majalah Annida yang tergelatak di samping bantal. Ku lihat artikel tentang menara Eiffel yang ku baca sebelum ku pejamkan mata malam tadi.

“Ehhhmmmmm… pantes…., rupanya ke bawa mimpi nie artikel. Hehehe…” ucap batinku.

Ku baca kembali artikel tentang menara Eiffel yang ada di kolom ensiklopedia majalah Annida terbitan 1-15 oktober 2004 itu.

Menara Eiffel dibangun pada tahun 1889 dan diberi nama menurut nama pembuatnya yakni Alexander Gustav Eiffel. Menara Eiffel tingginya 300 m. tangganya berjumlah 1889 buah, sesuai dengan tahun pembuatannya. Biaya pembuatan menara Eiffel kurang lebih 6,5 juta Franch (coba kalikan dengan kurs rupiah sekarang ini). Sampai tahun 1929 menara Eiffel merupakan bangunan yang tertinggi di dunia. Tetapi sekarang ini menara tersebut telah dikalahkan oleh gedung Khrysler Building di New York yang tingginya 320 m (anugrah Com).

Aku tersenyum. Mengingat kembali mimpi indah yang baru saja ku rasakan. “Aaah… semoga kelak mimpi itu terjadi….. Amin!” lirihku.

Aku segera bangun dan menuju kamar mandi. Mempersiapkan diri menuju kampus. Sekilas ku lihat jam di hapeku, dan.. yaaa Tuhan…… udah siang banget.


Rabu, 13 April 2011

BECAK SENSASIONAL


Mengasyikan ! Sungguh !

Dini hari sambil nunggu datangnya liga champion di tivi, iseng jalan ke Depok dan mendapati tukang becak yang tertidur lelap lantas membangunkan dan mengajaknya menunaikan tugas, mengayuh becak tuanya mengelilingi sudut-sudut kota Depok. Ngga jauh sih rutenya, Cuma dari perapatan sandra terus perlahan merangkak di jalan Nusantara sampai di fly over sebelum jalan utama margonda.

Tapi walau demikian, Sensasi yaaaa booooo……. luar biasa !

Matanya memang masih terlihat ngantuk, mangkanya aku menyuruhnya mengayuh dengan pelan kendaraan tradisional yang menjadi alat penopang hidupnya mencari rezeki. Mas Do, demikian kupanggil namanya setelah tahu nama panjangnya Darsono. Pria jawa tulen dari daerah Grobogan. Menurut cerita darinya, dia udah mengayuh becak ini selama kurang lebih 10 tahun setelah usaha sebelumnya yaitu berjualan tak lagi ia jalani karena alasan klasik, tak punya modal. Dia tinggal di kontrakan tak jauh dari stasiun Depok lama bersama istri dan kedua anaknya yang masih sekolah SD. Konon istrinya menjadi buruh atau pembantu dadakan/panggilan bagi siapa saja yang membutuhkan tenaganya. Lumayan kata Mas Do, bisa nambah-nambah penghasilan.

Kata Mas Do lagi, dia biasanya sehari mengayuh becak mendapatkan penghasilan paling banyak Rp. 70.000. itu pun kalo emang lagi benar-bener rezekinya. Tapi seringnya dia hanya mendapatkan di bawah Rp. 50.000. Becak ini adalah miliknya sendiri. Kebetulan dulu temannya yang lagi butuh uang menawarkan becak miliknya dengan harga Rp. 500.000. Yaa udah, karena orang butuh dan Mas Do berniat menolong temannya, maka becak tersebut dibelinya dengan meminjam uang pada rentenir yang tinggal tak jauh dari kontrakannya. Tapi sekarang seh utang tersebut udah lunas.

Loh kok jadi ngomongin Mas Do yaaa ?

La wong niatnya ngomongin sensasi naik becak waktu dini hari kok jadi kesitu-situ.

Tapi memang itu salah satu sensasinya. Sambil sesekali ngobrol dengan sang empu becak biar kantuknya ga kambuh, aku masih tetap bisa merasakan sensasi luar biasa.

Walau berjalan perlahan, udara dini hari tetap saja menusuk pori-poriku yang sengaja tidak kubungkus ama jaket ijo kesayangannku. Aku tak mau memanjakan tubuhku ama jaket ijo itu, sesekali tubuh ini harus benar-benar bisa merasakan nikmatnya di tusuk angin dini hari. Dengan hanya memakai celana kolor orange dan kaos hitam buluk bergambar “?” depan-belakang sesekali aku berdiri dan merentangkan kedua tangan berharap kesegaran dan kesejukan masuk dalam relung hati dan pikiranku yang selalu suntuk oleh emosi negatif yang ku buat sendiri.

Angin itu menerpa rambut tipisku. Menampar wajah juga seluruh anggota tubuh. Kurasakan kenikmatan luar biasa menjalar dalam tubuh. Mereka seperti berebut memeluk tubuhku. Masuk dan menggelitik setiap anggota tubuh yang ada. Meski kalah dingin dan segar di banding angin daerah puncak apalagi Gunung Gede/Pangrango tapi ini sungguh mengagumkan. Aku berteriak kencang saat mencapai fly over.

AaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAaaaaaaaaaaaaaaaaaaa !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Sang empu becak kaget dan segera menghentikan kayuhannya.

Aku tersenyum melihat raut kebingungan di wajahnya. Ku bilang saja, “kita berhenti di sini dulu Mas, ntar kita lanjut lagi. Saya pengen liat-liat dulu.”

Ia mengangguk.

Ku biarkan mataku menerawang bebas. Menjelajahi setiap sudut yang bisa dijangkau oleh indra. Dari jauh tampak stasiun Depok baru sepi. Hanya beberapa orang yang masih hilir mudik ngga jelas. Beberapa orang juga asyik terlelap tidur di posisi masing-masing. Pun begitu dengan pasar dan terminal yang sedikit terlihat.

Tak lagi terdengar suara calo memanggil sewa menawarkan armada mobil. Suara pluit para pak ogah mengatur keluar masuk angkot, suara teriakan para pengamen dan penjaja jajanan. Semua tampak sepi. Asyik dengan dunia masing-masing. Hanya dari sudut pojok kanan mataku tampak di sebuah warung kopi beberapa orang masih bermain gaplek sambil tertawa cekakak-cekikik.
Indah nian !!

Terdengar ada suara perempuan tak jauh dari tempatku berdiri memanggil-memanggil nama ‘cowok…cowok…’. Aku meliriknya. Ia tampak cantik tapi berdandan menor dan medok plus pakaian yang aduhai menantang. Karuan aja buat aku nyengir. Aku menggeleng membalas panggilan dan lambaian tangannya. Perlahan ku lihat ia berjalan centil ke arahku, tanpa pikir panjang, takut terjadi yang ngga-ngga ku teriakan nama Mas Do yang ternyata ia tertidur kembali di becaknya.

Aku membangunkannya segera dan memintanya mengayuhnya cepat. Dia menurut, dikerahkannya semua kekuatan miliknya yang belum seutuhnya kumpul sehingga becak tampak terlihat melaju cepat, tapi tak apa-apalah. Sampai pada lampu merah ku minta ia segera memperlambat laju kecepatannya. Setelah itu ku ceritakan kejadian sebenarnya. Dan dia pun tertawa puas. Ngina… !

Ku berikan ia uang berlebih saat tiba di depan rumahku. Sarung, sajadah, juga baju menjadi ongkos tambahan dariku karena kesediaannya mengisi waktu dini hariku menunggu pertandingan liga champion MU-Chelsea.

Ia seolah tak percaya menerima itu semua. Terucap lirih dari mulutnya rasa syukur pada Sang punya Kuasa. Pun demikian aku. Pagi ini sungguh membahagiakan hati dan pikiran.

Senin, 11 April 2011

APA ENAKNYA JADI MALING ??


Enak ngga sih sebenarnya jadi maling ? jadi penasaran ? kok banyak banget yang demen ama pekerjaan ini.

Kagak lanang kagak wadon, pasti ada aja yang ngelakuin. Kaya yang udah-udah disiarin di tivi, siapa ngga kenal sosok Gayus Tambunan, cowok gemuk nan imut di wajahnya yang memiliki cerita hidup sensasional dengan membobol secara perlahan keuangan di direktorat pajak tempatnya ngantor tiap hari.

Belum lama muncul lagi nama pemeran baru Melinda Dee. Konon cewek seksi nan bahenol yang memiliki dandanan ala almarhumah Suzanna ini sudah sekian lama menggeruk duit nasabah bank tempatnya dia bekerja. Ini terbukti dari fakta yang menyebutkan banyaknya barang-barang mewah yang ia miliki. Sebut saja mobil-mobil yang waaaaahhh dah nyebutnya. Apartemen yang berdiri kokoh di berbagai tempat. Muantap !

Sepertinya lebih hebat dari Bang Gayus nie dalam dunia permalingan.
Ruar biasa bukan ?????

Tapi yang menarik, fakta yang ada ternyata mereka sama-sama ‘orang dalam’ yang mereka biasa naro bokong dan sesekali numpang tidur kalo lagi datang kepenatan yang sangat saat jam kerja.

Mereka yang seharusnya memberikan pelayanan terbaik pada masing-masing ‘nasabah’ demi kepercayaan tingkat tinggi yang didapat pada nantinya justru bermain lembut dan teramat manis untuk mengelabui dan menggondol uang milyaran rupaih. Tak perduli lagi norma hukum, norma agama, norma masyarakat, semua mereka gibas tanpa aling-aling demi mendapatkan syahwat kekayaan harta benda. Hasilnya, mereka mampu tertawa terbahak-bahak di penderitaan orang lain.

Padahal mereka tak sadar, setiap harinya beribu orang berdoa semoga para maling-maling tersebut mendapatkan balasan yang setimpal baik di dunia maupun di akhirat.

Tapi ngomong-ngomong dari mana yaa enaknya bisa jadi maling tersebut ?
Apa karena setelah jadi maling kita jadi punya duit banyak terus bisa menuhin semua nafsu kita. Beli barang-barang mewah, pergi plesiran ke tempat kemana kita suka, di kenal banyak orang atau …… aaahhhh… !!

Kenapa mereka saat melakukan itu tak ada perasaan takut berdosa yaa ?
Mereka masing-masing kan punya agama. Dan aku yakin ampe sekarang mereka percaya akan adanya Tuhan. Sementara Tuhan itu, pemilik kekuasaan yang tiada duanya. Kalo kata Tuhan “A” yaaaa pasti bakalan jadi “A”. eemmhhhmmm… !!

Apa yang menyebabkan hati dan pikiran mereka menjadi gelap gulita begitu ?
Aku percaya hati nurani dan akal sehat mereka masih normal dan berfungsi baik. Tapi kenapa mereka kalah oleh ego nafsu untuk jadi maling ? apa karena kesempatan yang ada terbuka luas untuk bisa jadi maling kaya gitu ? atau … aaahhhh.. !!

Aku sih berharap jangan ampe deeehhh seumur-umur jadi maling kaya mereka. Kalo dulu aku juga pernah jadi maling kecil-kecilan, yaaa biarlah itu menjadi kisah masa lalu yang tak boleh terulang kembali. Sekecil apapun yang kita ambil dari milik orang lain, itu tak boleh terjadi lagi.

Malu dan takutlah sama Tuhan yang selalu mengawasi kita tiada henti. Jangan sombong hati perbuatan kita tidak bakal diketahui orang lain, Tuhan maha Mengetahui. Dan Dia pasti akan bertindak dan berbuat yang mungkin tidak pernah kita duga sebelumnya.

So…
Apa enaknya jadi maling kalo pada akhirnya toh kita di jebloskan dalam ruang yang tak lagi ‘seram’ untuk para maling.

Waaaahhh !!!! LOOOOOOOHHH ???????

Apa karena ini juga yaa para maling tetap bangga dengan pekerjaannya dan terus mengkader maling-maling baru di setiap waktunya ?

Bingung ???%$?/@!*&^!!!!!?

Minggu, 10 April 2011

TAK SADAR CANTIK


Kalau aku mengatakan kalau dirimu cantik, kenapa kau tak pernah percaya ?

Aku selalu mengagumimu ..

Menikmati auramu

Dari segala tingkah polahmu

Juga apa yang ada dalam hatimu

Wajah .. kedua mata .. alis … bibir juga tubuhmu ..

Menjadi inspirasi dalam hari-hariku

Senyummu… aaahhhhhh….

Membuat dunia di sekitarku

Indah … penuh arti ..

Tapi mengapa

Kalau aku mengatakan tentang dirimu

Sejujurnya ….

Kau tak pernah percaya

SUNGGUH KAU WANITA CANTIK …..

Sabtu, 02 April 2011

ATAS NAMA KEKUATAN CINTA


Kawan …. Pernah nonton film Lasykar Pelangi garapan Riri Riza kan ?

Kalau sudah, kalian pasti mengingat adegan saat Ikal untuk pertama kalinya melihat jari-jari tangan yang halus dan lembut yang dimiliki seseorang di balik tembok rumah Ko Akong. Dan juga adegan saat di waktu yang berbeda Ikal mampu melihat paras si empu yang memiliki jari-jari indah tersebut. Ehmmmm … apa akibat yang dirasa oleh Ikal setelah kejadian itu menimpa diri dan perasaannya ?

Pada adegan selanjutnya, Ikal dengan bangga mengajukan diri pada sahabatnya, Lintang untuk menyetir sepeda menuju ke sekolah yang jaraknya kira-kira hampir 10 km. Jarak yang sedemikan jauh, tak mampu membuat Ikal terasa lelah dan loyo. Bahkan sebaliknya, kekuatan atas nama ‘cinta’ yang telah merasukinya setelah melihat paras ayu itu, menjadikan Ikal seperti terbang melayang saat mengayuh sepeda. Berulang kali ia melepaskan stang sepeda untuk mengexpresikan jiwanya yang sedang berbunga-bunga. Ia tertawa lepas. Bersenandung riang. Bebas. Bergembira ria.

Peristiwa seperti itu kini menimpaku.

Perasaanku yang sedang berbunga-bunga karena telah melihat wajahnya setelah hampir satu minggu tak bersua, menjadikan diriku layaknya seorang Valentino Rossi saat berada di lintasan balapan motor GP. Aku bak orang kesetanan membawa motor. Berlari dengan kecepatan tinggi sambil menyalip kanan kiri kendaraan yang ada di depan. Tak ada rasa takut pun di hati sebagaimana yang kualami saat membawa motor di bawah perasaan ala kadarnya. Aku terus berlari kencang dengan bersenandung lirih sebuah syair lagu milik band Sheila on 7 berjudul ‘Hari Bersamanya’.

Hanya kurang lebih 15 menit waktu normal aku sudah sampai di rumah dengan selamat, tanpa cela sedikitpun. Puji Tuhan. Aku senang dan amat bergembira. Ia menyambutku dengan senyum terindahnya saat aku tadi sampai di tempat tinggalnya. Mengobrol sebentar tentang aktifitas masing-masing, tak lama aku pun meninggalkannya. Dengan sejuta harapan dan angan-angan agar ia bahagia setelah menerima pemberian oleh-oleh sedikit dariku.

Sekarang. Kekuatan cinta itu sedikit memudar karena batuk yang terpendam selama ini. Penyakit ini kembali menjangkiti tubuh ringkihku. Aku terkulai lemas di kasur merah di kamarku. Semangat dan kekuatan yang ku rasa tadi, hanya tersisa sedikit. Itu pun hanya bisa ku gunakan untuk sekedar mengotak-atik kalimat agar tersusun rapi sebuah kesan yang mendalam dari perasaan yang sedang berbahagia ini.

Terima kasih buat waktu dan kesempatannya.
Atas nama ‘cinta’ ku berharap semoga menjadi obat penawar penyakit menahun ini.

Semoga. Aminnn

Kamis, 17 Februari 2011

BATUK, MUSUH ATAU SAHABAT ?

Aku sudah berupaya keras untuk menjadi musuh terbaik bagi penyakit batukku ini. Tapi entah mengapa ia seperti malah semakin sayang dan cinta padaku. Batukku semakin menjadi-jadi.

Aku sekarang tak lagi bisa mengkategorikan apakah aku masih menjadi musuh bagi batukku atau memang sekarang sudah menjadi sahabat. Yaa… sahabat yang ‘menikam’.

Kemarin waktu ia kuanggap sebagai musuhku, ku kurangi jatah makan sambalku, ku kurangi hisapan batang-batang rokok, dan kukurangi jatah begadangku. Bahkan obat tradisional (minum air daun saga dan perasan jeruk nipis) plus obat-obatan dari dokter menjadi minuman sehari-hariku. Tapi ia tetap bertengger di tubuhku. Bertahan diri. Memeluk mesra paru-paru dan jantungku. Bahkan sering ia menggoda dan menjawilku dengan kelitikan menggemaskan di tenggorokan. Itulah saat-saat aku tersiksa oleh permainan musuhku ini.

Sungguh aku tersiksa oleh kondisi ini. Apalagi saat aku berada dalam keramaian. Ia tak sungkan-sungkan untuk menggangu paru-paru dan tenggorokanku sehingga menyebabkan aku mengeluarkan suara batuk yang kini sudah menjadi ciri khas bagi diriku. Banyak yang sudah berkomentar, kalau dari kejauhan terdengar suara ‘deheman’ maka tak jauh, itu pasti sosok diriku. Sungguh ciri khas unik dalam diriku di hadapan orang lain.

Aku tadinya mampu berfikir sehat untuk menjadikan batuk ini sebagai musuh yang harus dilawan dengan berbagai cara agar bisa terbebas darinya setelah mendapat masukan dari seorang teman, bahwa penyakit yang aku terima ini merupakan bagian dari ujian yang Tuhan berikan kepadaku atas keimanan yang aku jalani selama ini.

[1/2] ………..
Hey.. jgn pesimis, beriman tak cukup diikrarkan d lisan.. tp jg lwt ujian2 (al-ankabut:2), mgkn ini bgian dr uj
10;01;2011
17;31;19
[2/2] ian itu,, & Cielung hrz lu2s ujian ini ^_^ ??
10;01;2011
17;31;21

Tapi sekarang, jiwaku kembali dipenuhi oleh rasa pesimis. Aku terpuruk. Aku malu dengan lingkungan sekitar. Aku putus asa dengan serangan batuk yang semakin merajela menggerayapi tubuh. Bagiku batuk ini sekarang ingin ku jadikan sahabat. Biarlah ku hajar pantangan-pantangan itu. Makan sambel sepuasnya, makan gorengan sekenanya, menghisap batang-batang rokok sebebas-bebasnya dan bergadang, menghirup angin malam sepuas mungkin. Aku ingin tahu bagaimana reaksinya, apakah ia akan marah padaku dan segera meninggalkanku ? atau ia akan semakin jatuh cinta dan terus tumbuh serta mengembangbiakan penyakit lain sampai aku mati meninggalkan semuanya ?

Dalam lubuk hati setiap saat, aku cuma bisa berharap pada kebaikan Tuhan yang maha kuasa untuk bisa segera mengangkat dan membuang jauh batukku ini. Yaa… minimal bisa mengurangi datangnya waktu batuk (jangan batuk-batuk saat aku ada di keramaian gitu !)

Tuhan …

Kalau memang ini adalah bentuk nikmat kasih sayang-Mu kepadaku

Tolong jadikan aku orang yang bersyukur

Kalau memang ini adalah bentuk ujian dari-Mu

Tolong jadikan aku orang yang bersabar dan ikhlas

Dan kalau memang ini adalah bentuk hukuman dari-Mu atas ke-egoisan, kesombongan, kekikiran atau juga kekufuran atas nikmat-nikmat-Mu yang selama ini kuabaikan dan ku ingkari

Tolong jadikan aku orang yang bersabar, ikhlas, bersyukur dan juga pemenang atas cobaan dan hukuman yang telah engkau berikan sehingga menjadikan aku termasuk golongan orang yang beruntung di kemudian hari

Jauhkan aku dari keterpurukan dan ketipisan iman sebagaimana orang-orang yang lemah jiwa dan hati nuraninya dalam menghadapi ini semua.

Pliiisszz Tuhan …

Maturnuwun…

Batuk itu kembali menyerangku saat ku panjatkan harapan ini.
Capek dan sakit di dada juga kepala.

Biarlah.. biar dia tahu kalau aku sudah memusuhinya. Bukan menjadikannya sahabat sebagaimana yang tadi aku kemukakan.

Rabu, 02 Februari 2011

SURAT PENGADUAN PADA TUHAN



02;02;11
Untuk-Mu
TUHAN
Salam Sejahtera….
Ku tulis surat ini untuk-Mu Tuhan yang punya kuasa dan kehendak atas semua makhluk.

Sumpah aku tidak tahu harus kemana lagi mengadukan kemelut masalah ibu pertiwi ini. Aku tak bisa lagi percaya pada makhluk sebangsaku. Beberapa orang dan lembaga yang seharusnya menjadi benteng dan pelindung ibu pertiwi justru malah menjadi benalu yang mengakar. Mereka bukan lagi menjadi dewa penyelamat, tapi malah menjadi pengkhianat-pengkhianat yang berpola pikir dan bertingkah laku bejat.

Bayangkan saja, lembaga yang seharusnya didirikan dengan tujuan untuk menjadi sarana penyadaran orang-orang yang bersalah dalam bertindak, agar tak melakukan kesalahan lagi nanti kalau sudah selesai masa hukumannya, malah kini lembaga tersebut memberi peluang dan ruang untuk melakukan perbuatan salah (baru) lagi.

Ruangan yang mirip rumah pribadi, izin keluar pergi dengan bebas dari penjaga, transaksi barang-barang bahaya, dan masih banyak lagi hal-hal yang dulunya aneh dan dilarang keras menjadi lumrah di lakukan di lembaga tersebut.

Satu lagi ada lembaga yang seyogyanya menjadi sarana orang mencari dan menikmati keadilan. Ternyata fakta di lapangan, lembaga tersebut hanya memberenggus orang-orang kecil yang tak ‘bertuan’. Berapa banyak contoh kasus yang menerpa orang miskin di hukum langsung gara-gara melakukan kesalahan sepele sementara kesalahan yang merugikan orang banyak dan ibu pertiwi, terkatung-katung tidak jelas sampai nanti tidak ketahuan lagi bagaimana kelanjutan kisah hukuman tersebut.

Tuhan…
Yang lebih parah lagi adalah ada lembaga yang diisi penuh oleh orang-orang yang mengaku dewan terhormat yang mewakili dan menyuarakan rakyat. Nyatanya, di dalamnya cuma penuh orang-orang berpakaian mewah, berpenampilan parlente, bermobil keren, tapi pikiran dan hatinya berisikan nafsu-nafsu binatang. Yang selalu berfikiran aktifitasnya berlaku jika menguntungkan dirinya dan golongannya. Sementara untuk rakyatnya ? jangan harap lebih.

Sungguh luar biasa kan !

Harapan terakhir datang kepada orang nomor satu di ibu pertiwi ini. Aku selalu berdoa dalam hati kecil, semoga ia termasuk pemimpin yang mau memperhatikan dan membela rakyatnya yang sudah lama tertindas oleh kejahatan terselubung syaitan-syaitan berwajah orang.

Tapi apa daya…

Harapan cumalah harapan..

Ia justru sibuk mencitrakan diri menjadi orang yang tertindas seperti rakyatnya oleh lawan-lawan politiknya. Sekalipun ia maju dalam bertindak, hanya sebatas wacana yang ia gelorakan. Itupun karena salah satu strategi pencitraan yang ia miliki.

Ah ….

Aku jadi bingung Tuhan … kemana dan kepada siapa lagi aku harus mengadu?
Aku cuma berharap semoga Tuhan mau mendengar keluh kesah yang aku kemukakan mewakili sebagian besar warga ibu pertiwiku.

Aku kasihan mereka. Tak ada yang membela. Tak ada yang memberi jalan keluar atas masalah yang mereka hadapi. Malah kini mereka banyak yang menjadi stres, gila, frustasi, mudah tersinggung, saling curiga satu sama lain, dan yang lebih ekstrim adalah saling bunuh membunuh yang katanya hanya untuk bertahan hidup.

Sungguh memprihatinkan kan ?

Makanya maaf kalau surat ini mengganggu aktifitas Tuhan, aku tak sanggup menyaksikan mereka bertindak seperti itu. Yaaaa.. syukur-syukur kalau Tuhan mau membaca juga menyimaknya kemudian bertindak sesuai kuasa dan kehendak Tuhan.

Terserah Tuhan mau apakan mereka. Buatku mereka jadi sadar, sudah cukup menyenangkan. Sepertinya tidak perlu Tuhan kasih teguran lagi kami lewat hukuman dari alam. Kami rasa sudah cukup, meski kami terutama mereka tak sadar-sadar kalau itu teguran dan hukuman dari-Mu.

Betul kan Tuhan ?

Aku kira cukup sampai di sini dulu Tuhan surat ini aku ajukan. Terima kasih untuk waktu yang kau sediakan dan mohon maaf jika ada kesalahan dan kelancangan dalam tulisan.

Wassalamu’alaikum ….
By :
Salah Satu Hambamu

Selasa, 18 Januari 2011

MANFAAT MEMPERBANYAK DZIKIR

Kawan percayakah engkau, saat hati ini dipenuhi rasa bimbang, sedih, galau atau kesal dan marah, maka obat terbaiknya adalah kita berdzikir kepada Allah SWT ?

Dzikir artinya mengingat. Dzikir kepada Allah berarti kita mengingat kepada Allah. Sang pemilik dan penguasa alam raya beserta isinya. Jadi selaku hambanya, kita berkewajiban mengembalikan segala sesuatunya kepada yang punya, yaitu Allah SWT.

Aku memiliki seorang kawan yang ia gemar sekali melakukan dzikir kepada Allah baik di kala senang maupun sedih. Sosoknya sederhana. Orangnya tidak neko-neko. Setahuku sikap yang ia keluarkan adalah cerminan dari kepercayaanya terhadap kandungan isi al-quran dan sunnah Nabi. Oh .. begitu sempurnakah dia ? tidak juga ! ia tetap bisa marah kalau waktunya marah, ia bisa sedih kalau datang waktu sedih, bahkan ia masih bisa bertengkar kalau memang memungkinkannya ia melakuan itu. Tapi hebatnya, itu tidak berlangsung lama. Ia selalu bisa mengkondisikan dirinya saat tiba sikap-sikap terburuk menimpanya dengan menyegerakan dzikir kepada Allah. Biasanya ia mengucapkan kalimat ‘Astaghfirullah’ atau ‘Laa haula wala quwata illa billahil ‘aliyil adzhim’. Atau juga ia sering mengucap ‘Subhanallah’ atau ‘Al-hamdulillahi robbil ‘alamin’ jika ia melihat atau mendapati sesuatu yang ia rasa patut disyukuri.

Kalimat yang cukup sederhana !

Aku senang menatap wajahnya. Apalagi kalau sudah berhadapan dan mengobrol dengannya. Rasa sejuk dan kedamaian hati bisa menyelimuti diri karena sering kali ia mengingatkan akan sikap terbaik dalam menghadapi suatu masalah. Apapun jenisnya. Pernah ia memberikan saran saat aku curhat kepadanya tentang perasaanku yang kesal terhadap seorang sahabat karena sikapnya menyakiti perasaanku, lalu aku tak menegurnya kurang lebih 5 hari dan menggantungkan jalinan persahabatan yang selama ini dibina.

Lalu apa sarannya ? ia hanya bilang : “Sahabat terbaik adalah seorang yang mau bersama saat suka atau duka. Cobalah kamu ingat-ingat kembali saat bersama-sama dahulu. Saat kalian menghadapi rasa suka dan duka. Atau juga, cobalah kau ingat kebaikan-kebaikan yang telah ia berikan dan lakukan kepadamu. Niscaya kamu akan merasakan betapa berartinya ia untuk mu. Ingatlah … jika kita selalu mengenang kesalahan yang ia lakukan kepada kita, maka secara tidak sadar selama itu juga kita akan memupuk rasa benci kita kepadanya. Audzhubillah min dzalik … aku berlindung kepada Allah dari sikap yang demikian”

Ia tak lepas dari ucapan dzikir. Begitulah . membuatku tenang dan pada akhirnya berupaya berfikir positif kembali atas apa yang terjadi.

Sekarang ia tak lagi terlihat. Kata seorang teman, ia pindah kontrakan. Tak tahu kemana pastinya. Aku jadi sedih. Tapi tak apalah, kurasakan ia tetap bersamaku melalui ajaran mulianya, salah satunya selalu berdzikir kepada Allah. Kapanpun dan dimanapun. Karena katanya : “Kawan … Dzikir itu membuat hati menjadi tenang …
.الا بذكر الله تطمئن القلوب “

Senin, 17 Januari 2011

GAYUS BIKIN JAYUS

Sempurna !!!!

Ada kopi, rokok, juga gorengan sore-sore nongkrong di trotoar jalan, emmmmm …. Sungguh menyenangkan !

Ngeliatin hilir mudiknya kendaraan bermotor, orang lalu lalang dengan ekspresi wajah yang macam-macam, tukang jualan yang ada aja tingkah lakunya pas ngejajain dagangannya, bocah-bocah kampung yang maen lari-larian di pinggir jalan, emak-emak yang ngobrol dan becanda sambil nunggu foto kopian. Wah lengkap deh !
O iya kelupaan …

Sambil juga Ngeliatin layangan yang pada terbang di atas awan. Rame. Seru. Masing-masing unjuk kekuatan buat ngalahin satu sama lain. Berharap dirinya jadi penguasa angkasa.

Seorang teman membuka obrolan ringan. Katanya gemes banget sekarang di tivi isinya muka gayus mulu. Pengen banget katanya, kalo gayus ada di depanya, dia tampar pipinya, dia teyang kepalanya baru abis itu di tonjok dan di hajar habis-habisan biar ga bisa lagi masang wajah melas dan sok iye gitu kalo di tivi.

Gua nyengir denger komentarnya.

Dia nambahin lagi. Gua heran banget ama gayus, ngapa dia kudu pengen jadi staf ahli Kapolri, KPK, Kejaksaan dulu ya ? baru mao ngeberantas korupsi. Padahal mah, sekarang aja dia bongkar siapa yang udah nyogok dia di pajak ampe dia punya duit banyak begitu. Dasar orang ngeselin.

Satu temen di sampingnya nanggapin.

Lah… dia mah begitu karena ada yang ngebekingin. Kalo ga ada, mana berani dia kaya gitu.

Temen yang pertama nimpalin lagi.

Pokokonya nie.. asal tau aja si Gayus, kalo semua orang pasti lagi nge-doain dia biar supaya di hukum mati. Biar yang laen ga seenaknya dewek. Gila. Gampang banget dia-dia pada ngambil duit rakyat. Lah kita, nyari duit ampe ngos-ngosan kaya gini. Boro-boro bisa buat rekreasi kaya dia, buat madang besok aja susah. Menurut loe gimana Lung…

Gua kaget ditanya spontan kaya gitu. Maklum dari tadi Cuma bisa jadi pendengar doang.

Wah kita mah kagak ngerti dah. Pi jujur mang Gayus ngeselin banget seh. Lebih ngeselin lagi polisi ma yang lain. Masa, tinggal ngebongkar siapa aja yang nyogok Gayus ampe karang ngga kagak ada hasilnya. Padahal udah diberi waktu ama Presiden. Heran ya ? enaknya mah nie, kalo menurut gua, semua orang pada dateng ke kantor polisi, trus gerebek bareng-bareng si Gayus, bawa lari… abis ntu arak keliling Jakarta pake kolor doang ama dihiasin apa kek …. Masa iya kalo begitu dia masih kagak mao ngaku siapa yang nyogok ? hahahahaha…

Dua temen gua ikutan ketawa. Sampe-sampe, masing-masing nambahin ide wat atribut Gayus saat diarak di Jakarta.

Betul itu Lung.. betul …. ! Jangan pake kolor, kasih aja androk warna merah bocah sekolah SD. Abis itu di lehernya di kalungin duit dari cepean merah (ratusan) ampe ratusan ribu. Wah bakalan seru ntu ! jangan lupa wignya tetap dipake.

Bareng semuanya tertawa. Ditambahin lagi.

Kalo menurut gua mah jangan pake androk bocah sekolah. Tapi pake androk rumbe-rumbe kaya baju adat orang Papua tuh. apaan yaa namanya ? Abis itu, duitnya yang ada di rekening ama di rumah suruh dibawa. Sambil diarak, disebarin duitnya tuh ke orang-orang. Biar Gayus jadi miskin. Ntar kan dia ngerasain apa yang dirasain orang-orang pas kagak punya duit.

Bareng semuanya tertawa lagi. Beberapa pejalan kaki dan penumpang di kendaraan memandang aneh pada tingkah laku ngga jelas pemuda di pinggir jalan raya ini. Tertawa ngakak sesukanya. Gua yang dari tadi bisanya Cuma jadi pendengar sekarang ketawa paling keras dan ngakak. Sambil mengekspresikan bentuk wajah polos seorang Gayus di persidangan, gua ngeragain Gayus diarak.

Semuanya tertawa lagi bareng.

Emang dasar tuh orang ! gua yakin bakal kualat dia ama orang-orang Indonesia. Lebih-lebih orang yang ngurusin perkaranya. Penakut semua. Banci semua. KEPARAT BEJAT !!!!!!

Temanku yang dari tadi komentar paling sewot akhirnya ngeluarin kata-kata terakhirnya wat ngakhirin obrolan. Dia beranjak dan nyalain motornya. Gua juga bangun dan pindah duduk ke bengkel. Obrolan kembali berlanjut dengan warga bengkel yang lain. Tapi bukan ngomongin masalah Gayus. Topik baru. Tentang bola.

Wah bakalan seru lagi nie …

Tapi gua tetap kepikiran ama orang yang bernama Gayus. Benar kata sang teman tadi, kalo andai kata Gayus ada di depan mata, ehmmm …. Buat gua, ngga bakalan gua tampar apalagi ditonjok muka jayusnya itu. Tapi … Gayus bakalan gua ngajiin surat Yasin ama al-Mulk….. kali aja dia bisa sadar. Trus bagiin sisa-sisa duitnya buat orang-orang yang perlu dibantu. Anak yatim, gelandangan, pengemis, janda-janda atao….. Ah… banyak daaaah ! Semoga aja deh !!

Gua jadi tersenyum sendiri.

Dasar Gayus… Jayus… !!!!!

Kamis, 13 Januari 2011

SANG PENCURI HATI

Tulisan ini ku tujukan kepada seseorang yang telah mencuri hatiku .... (Thanx buat Inspirasinya)

Entah bagaimana harus mengungkapkannya. Penyusunan kata-kata atau kalimat puitis seperti yang orang buat saat hatinya ‘tersentuh’ tak bisa ku lakukan. Beberapa kali terpaksa aku mendelete semua rangkaian kalimat yang tadinya ku harapkan menjadi indah mempesona malah menjadi seperti sampah yang beruraian di mana-mana. Garing juga jayus. Begitu kesan saat membaca beberapa kalimat yang akhirnya ku hapus.

Biarlah kini rangkaian tulisan kalimat pengungkapan suara hati atas tingkah seseorang yang telah mencuri hatiku berjalan apa adanya. Tak mau di buat-buat berlebihan atau lebay. Biarlah … mengalir dengan apa adanya …

Sikapnya telah menyadarkan hati dan pikiranku yang selama ini telah terkukung dan terbuai oleh ‘kata-kata pujian’. Aku sadari, aku termasuk orang yang haus akan pujian. Jika ada kalimat atau tindakan yang mengarah pada pemujian terhadap diriku maka aku menjadi senang dan bangga. Ini berlangsung lama. Wajar memang kalau setiap diri manusia tumbuh perasaan untuk senang di puji. Tapi ternyata, kita perlu membatasi pujian yang kita terima dari seseorang. Karena secara tidak sadar, oleh karena dari pujian itulah maka timbulah buah-buah keangkuhan dan kesombongan yang dapat menciptakan diri kita kepada jalan keburukan. Begitu menurutnya.

Tentu saja hatiku merasa diculik oleh buah pemikirannya.

Aku yang selalu membangga-banggakan diri kepada orang lain, kini jadi mampu mengontrol diri untuk bisa tenang dan biasa saja jika terlontar nada-nada puja puji terhadap diri. Aku tak lagi merasa menjadi orang yang paling hebat. Orang yang paling pintar, cerdik, cerdas, kreatif, berani, rendah hati, tawadhu atau apalah sikap-sikap baik yang lain (hehehehe).

Dalam hati dan pikiranku sekarang, ‘di atas langit masih ada langit …. Tak perlu berbangga diri … benahi hati dan pikiran untuk senantiasa berpikir bahwa hanya Tuhanlah yang maha sempurna…’

Aku senang melihatnya, memperhatikan tindak tanduknya dari kejauhan. Ia memang wanita yang pantas untuk menculik hati-hati orang yang kotor lantas membersihkannya secara perlahan-lahan agar setiap insan menyadari bahwa kita bukan siapa-siapa jika dibandingkan dengan kuasa Tuhan.

Ia tersenyum dalam bayangku. Kemudian ungkapnya dalam pesan singkat di hape :
insyaAllah, dg sng ht mari qt slg brbgi.. agar pohon smakin brbuah
28;11;2010
16;42;11

Oh Tuhan … benar-benar sang penculik hati.

Semoga tulisan ini bisa menginspirasi kita semua untuk bisa saling berbagi pesan-pesan moral dan berbuat yang lebih baik.



Rabu, 12 Januari 2011

BERBAGI KASIH SAYANG

Masih ingat dengan komentar orang tua ketika itu, "kalau jiwamu ingin terbang bebas maka buanglah rasa takut yang ada dalam dirimu .. Atau jika jiwamu ingin damai, maka tebarlah senyum dan kasih sayang pada setiap makhluk !"

Kawan ...

Suatu hari nanti kita pasti akan mendapati bahwa diri lemah ini akan membutuhkan orang lain dalam segala hal. Kita tidak boleh memungkiri keberadaan orang lain, penting atau tidak terhadap diri kita.

Pernah seseorang memberikan secarik kertas bertuliskan konsep prinsip memberi, menurutnya : "Hari ini engkau yang butuh. Besok atau lusa mungkin saja yang akan mengemis memohon bantuan adalah dirimu"

Kita berharap semoga kita menjadi jiwa-jiwa penuh percaya diri yang selalu berbaik hati pada setiap mahluk

Senin, 03 Januari 2011

KUMPUL BARENG DIRJEN HOLTIKULTURA RI

Pagi yang cerah, meski sang mentari masih malu-malu untuk menampakkan sinar emasnya, aku tetap melangkah dengan pasti menuju lokasi tempat pembelajaran skill hidup dalam dunia pertanian.

Angin pagi semilir menerpa tubuhku yang hari ini berpakaian ala petani muda. Walau tidak mirip-mirip banget dengan style petani tulen, tapi cukup membuatku bangga untuk hadir dan bergabung dengan komunitas orang-orang yang bergelut di bidang pertanian.

Rencana pagi ini memang sekretariat kelompok tani Kali Licin akan kedatangan tamu DirJen Holtikultura dan team dari departemen Pertanian RI. Menurut rencana hanya sekedar untuk bersilaturrahmi dan share antara pihak pemerintah (dalam hal ini bidang pertanian) dengan rakyatnya.

Saat aku sampai di sekret, beberapa orang dari dinas pertanian kota depok dan departemen pertanian sudah ada dan sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan acara pada nantinya. Ada yang mempersiapkan acara, ada juga yang mencoba mengontrol konsumsi (persiapan parcel), ada mengecek rute perjalanan, bahkan ada yang ekstrim, yaitu ada yang mengecek sekitar lingkungan dan hasilnya, ada ibu-ibu yang diperintahkan untuk memindahkan jemuran pakaiannya karena dianggap kurang indah untuk dipandang oleh Dirjen dan team. Ehmmm … ada-ada saja.

Jam sembilan lewat sepuluh menit, Dirjen dan rombongan tiba di lokasi. Beberapa petani dan undangan yang sudah lebih datang berdiri untuk menyambut kehadirannya. Termasuk denganku yang kali ini bertugas sebagai penjaga buku tamu. Mereka saling bersalaman. Termasuk denganku.

Saat ku jabat tangannya, tak kurasakan telapak tangan yang kasar sebagaimana layaknya telapak tangan para petani. Hehehe … (ya iya lah … emangnya dia pekerja lapangan). Tapi aku senang menatapnya. Sepintas kalau boleh kutaksir, beliau berumur diatas kepala empat.

Wajahnya teduh dan bersih. Tampak sedikit cahaya yang memancar, mungkin karena beliau orang yang ‘ahli’ wudhu. Sedikit jengot bergelayut di janggutnya. Sementara keningnya, tampak ‘atsarul sujud’ berwarna kehitam-hitaman. Semoga dugaanku benar, kalau bapak Dirjen ini adalah salah satu orang yang ahli ibadah. Amin.

Acara di mulai. Di pimpin oleh Ibu Wid selaku KaDis (kepala Dinas) pertanian kota Depok, beliau sedikit memaparkan secara umum tentang kondisi pertanian yang ada di wilayah Depok baik mengenai tata ruang pertanian, hasil pertanian, petani juga hambatan yang ada di pertanian kota Depok. Sesekali bapak Dirjen memotong pembicaraan Ibu Wid guna memperjelas keterangan yang dipaparkannya. Kurang lebih dua puluh menit ibu Wid berbicara, setelah itu dilanjutkan oleh Bapak Nanang selaku ketua kelompok tani Kali Licin yang memberikan selayang pandang tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para petani dalam kelompok juga permasalahan yang ada dalam pertanian khususnya mengenai Belimbing.

Reaksi yang sama diberikan oleh Bapak Dirjen kepada Bapak Nanang saat beliau mendengarkan penjelasan. Berulang kali beliau bertanya di tengah Pak Nanang masih mempresentasikan hal-hal yang mesti dijelaskannya. Buatku ini suatu tata krama pembicaraan yang kurang baik dalam acara formal seperti ini. Tapi biarlah … toh akhirnya acara jadi terkesan santai dan mengasyikkan. Mungkin itu yang ada dalam niat Bapak Dirjen.

Selesai pak Nanang berbicara, acara berlanjut dengan tanya jawab antara Dirjen dengan petani. Hanya dua orang petani yang berkomentar, yaitu :

Satu, Darmuji (petani muda Kali Licin) yang meminta kerja samanya antara dinas yang terkait dengan petani terkait beberapa hal, diantaranya :
1. Meminta pihak terkait untuk mengkampanyekan untuk menyemprot dalam hari yang sama bagi petani di masing-masing kecamatan. Hal ini agar tidak terjadi perpindahan hama saat petani menyemprot di hari yang berbeda-beda.
2. Mengharap pihak terkait untuk lebih mempromosikah hasil panen para petani baik melalui media tulis maupun elektronik. Agar petani mempunyai pemasaran yang lebih jelas.

Dua, Bapak Rojalih yang hanya meminta pengadaan mesin semprot dari mesin steam karena kelompok taninya belum punya guna memperlancar proses perawatan pohon dari hama.

Selanjutnya giliran bapak Dirjen yang berbicara. Selain memperkenalkan dirinya yang
ternyata baru beberapa bulan saja menjabat sebagai kepala DirJen, beliau juga menjelaskan tentang program-program yang akan dijalankannya bersama team. Namun, salah satu program yang kini dikejarnya adalah pencanangan tanam cabai secara nasional (minimal terlaksana 3 bulan sebelum hari raya) yang rencananya akan dilaunching oleh bapak Presiden RI.

Baginya program ini tercetus karena beliau mendapati setiap tahunnya harga cabai yang melonjak naik. Padahal, cabai adalah salah satu unsur penting di masing-masing keluarga dalam memasak.

Aku mengiyakan pendapatnya. Bahkan salah satu saran dari beliau, yaitu untuk memanfaatkan lahan yang ada di depan, samping, bahkan belakang rumah kita untuk digunakan dengan menanam jenis tanaman apapun yang berproduksi, terutama terkait dengan masalah dapur yang dihadapi sehari-harinya.

Jam setengah sebelas acara secara resmi ditutup. Hal ini karena Dirjen dan rombongan masih ada kunjungan lagi di kelompok tani jambu merah di daerah Sawangan Depok. Namun sebelum meninggalkan tempat, Dirjen menyempatkan diri untuk melihat-lihat pohon belimbing dan pepaya yang ada di sekitar sekret. Dan beliau sangat mengapresiasi atas usaha yang dilakukan para petani belimbing.

Aku tersenyum mengiringi langkah Dirjen meninggalkan sekret kelompok tani Kali Licin. Satu harapan untuk kehidupan petani yang lebih baik membumbung seiring program dan respon yang terjadi saat tanya jawab tadi berlangsung.

Satu catatan terpenting dari pertemuan kali ini adalah ketika Dirjen mengusulkan untuk pemerintah Depok agar membuat Perpu yang berkaitan dengan kebijakan pelarangan atau minimalisir penggunaan tanah untuk bangunan-bangunan komersial. Karena yang terjadi di Depok saat ini adalah banyaknya lahan pertanian yang akhirnya habis oleh para pengembang untuk digunakan atau didirikan bangunan-bangunan yang lebih komersial seperti perumahan, swalayan dan lain-lain sebagainya.

Semoga dinas pertanian Depok (khususnya Ibu Wid) benar-benar menyampaikan usulan kepada pemerintah Depok terkait hal ini. Agar kota Depok tetap memiliki lahan pertanian yang banyak. Amiin.

Pengikut

S e l a m a t D a t a n g di Cielung Dkils

TAMU "Gelisah"

free counters