Senin, 14 Februari 2022

Sebatang Coklat Untuk Kakak Yang Hilang

ilustrasi coklat (sumber gambar; id.pngtree.com)

Dkils- Saya pernah diberikan coklat oleh seorang anak kecil ketika bertemu di jalan. Bagi dia, saya mirip kakaknya yang sudah puluhan tahun tidak pulang. Tentu saya kaget dong, secara wajah saya sangatlah unik, ternyata ada juga yang mirip.

Saya mengucapkan terima kasih dan mengembalikkan coklat kepadanya. Ia menggeleng. Wajahnya menunduk. 

"Itu buat Kakak. Plis yaa kak... ambillah.." Harapnya

Saya justru bingung. Anak ini baru pertama kali saya temui. Bukannya saya curiga, tapi wajar dong jika  mesti hati-hati terhadap orang yang baru dikenal. Jalan raya penuh orang-orang dengan latar belakang yang berbeda. Khawatirnya terjadi hal yang tidak saya inginkan jika menerima coklat pemberiannya. Namun melihat wajahnya yang memelas, saya jadi tidak tega.

"Dari dulu saya ingin melihat kakak saya. Tapi tak pernah ketemu. Saya sudah berkeliling tempat untuk mencari kakak saya. Nihil. Tak ada kabar dari kakak." Ia menangis

Saya membelai kepalanya. Ia semakin menunduk. Tangan kanan merogoh saku celananya. Ia mengeluarkan sebuah foto usang bergambar laki-laki yang sepintas memang mirip dengan saya.

"Tadinya saya pikir kakak adalah kakak saya yang selama ini menghilang. Tapi setelah saya memastikan tidak ada tanda hitam di bawah telinga kakak, ternyata memang kakak 

"Kita kasih adik yang sedang duduk di taman itu yaa?" Ujar saya

"Jangan kak, saya ingin coklat itu untuk kakak. Bukan untuk orang lain."

"Oke kalau begitu. Saya terima coklat ini."

Ia tersenyum. 

"Boleh saya memeluk kakak?" 

"Silahkan!" 

Saya membuka kedua tangan lantas ia memeluk saya dengan erat.

"Meski saya tidak mengenal kakak. Tapi saya yakin kakak orang yang baik. Makanya saya memberikan coklat ini di hari yang katanya penuh kasih sayang."

"Hahahaha... kamu bisa saja. Kakak menghargai pemberian dari mu. Semoga bisa membuatmu bahagia."

"Iya kak, saya bahagia banget hari ini. Dari dulu saya bermimpi bisa ketemu kakak saya yang hilang dan makan coklat bersamanya."

"Yaudah kalau gitu kita makan bersama yaa coklat ini."

"Itu buat kakak saja."

"Kan katanya kamu mau makan bersama kakak kamu. Anggap saja sekarang ini saya adalah kakak kamu yang hilang."

Kedua matanya berkaca-kaca. Ia memeluk saya kembali dengan sangat erat. Saya pun membalas pelukannya. Setelahnya kami menuju ke taman untuk makan coklat bersama.


Pengikut

S e l a m a t D a t a n g di Cielung Dkils

TAMU "Gelisah"

free counters