Kamis, 04 Juli 2013

Ingat Kematian (Doa untuk Sahabat Dida)

Dalam benak kita, setiap harinya, pernah tidak terlintas tentang kematian.

Kapan saya mati?
Apa saya sudah siap mati?
Bagaimana atau dalam kondisi apa kita mati?
Apa yang sudah saya siapkan menyambut kematian?
Dan seterusnya….

Hihihihi…. Serem juga yaaa…. !!!!

Apalagi kalau ingat beberapa kasus kematian para tokoh beberapa waktu lalu, termasuk sahabat saya Dida Purnama (anggota PST), yang baru saja terdengar kabar meninggal (semoga arwahnya bahagia di sisi Tuhan yang maha Esa, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran. Aminnn 99x).

Seharusnya contoh kasus tersebut membawa kita kepada ‘ingatan’ bahwa setiap makhluk yang bernyawa akan mengalami kematian. Oleh karena itu kita diperintahkan untuk senantiasa mempersiapkan diri dengan amal yang sebaik-baiknya.

Tuhan tidak pernah memberi tahu waktu dan bagaimana saat kematian menghampiri kita. Karenanya, banyak sekali penjelasan baik dari Hadis maupun al-Quran memerintahkan kita untuk bersiap-siap dengan perbuatan yang di ridho oleh-Nya. Misalnya mencipta karya yang bermanfaat untuk kebaikan orang banyak (mengajar anak-anak jalanan), berbagi kebaikan kepada semua makhluk (saling menasehati dalam hal kebaikan), selalu berfikir positif saat beraktifitas sehingga menghasilkan energi dan kegiatan positif untuk diri sendiri juga orang lain.

Bagaimana, sudah siap untuk mati?

Mari kita berdoa untuk sahabat kita Dida Purnama, dan semua ahli kubur, mudah-mudahan mereka diberikan tempat yang layak di sisi-Nya. Al-Fatihah… Amin 99x
Kenang Dida Purnama dan Friends "Marawis Postar 08-09" ( Dok. Postar Colection)

Selamat jalan Sahabat.... Semoga Tuhan memberikan tempat terindah untukmu disana. Amiin 99x


Rabu, 03 Juli 2013

Puisi 'Bodo Ah'

   Aku senang aja dikata 'Bloon'
Hehehehe...
   Biarin...
   Bodo amir...
   Amir aja ga bodo-bodo...
Hehehehe...
   Aku senang aja dikata 'Culun'
Hahahaha...
   Emang gua pikirin
   Yang ngomong aja ga bakal mikirin
   Apalagi yang lain
Hahahaha...
   Aku senang aja dikata 'Egois'
Hihihihi...
   Buat prinsip dan kebaikan
   Why not...?
   Masalah buat gua...?
   Atau buat loe...?
Hihihihi....
   Aku senang aja dikata 'Sok'
Hohohoho....
  Terus gua harus diam aja gitu ngeliat yang lain ditindas, dimaki, diomelin
  sok...?? Oh.... So....
Hohohoho...
  Aku senang aja dikata 'Sok iye'
Huhuhuhu...

Selasa, 02 Juli 2013

Catatan Tuk Novel "Cerita Dalam Keheningan"

Ah iyaa..

Aku baru saja selesai baca buku 'Cerita Dalam Keheningan' karya Zettira Z.R (novel minjem, hehehe). Novel bergenre motivasi atas nama cinta. Berawal dari kisah perjalanan hidupnya yang berkonflik dengan anggota keluarga, lalu dia sendiri dan kekasih atas nama cinta, cerita ini berkembang.

Cinta.. Ya cinta lagi-cinta lagi....

Tapi cinta ini bukan cinta picisan. Cinta ini bukan cinta cengeng milik remaja atau juga bukan cinta sekedar pemuas nafsu belaka.

Cinta ini berkata penyerahan diri, keikhlasan, juga saling berbagi atau menolong yang bermuara pada kebahagiaan. Pengalaman luar biasa dari sang penulis karena berkat cintanya ini dia dapat menembus dan melawan keegoisan juga kesedihan yang ada dalam dirinya.

Ia mencipta dan menjelma menjadi sosok penuh kebahagiaan dalam hidupnya hari ini. Tidak mengingat masa lalu, dan tidak bingung untuk masa depan. Begitulah prinsip yang dia genggam kini.

"Saat hari inilah yang kita miliki, karena kemarin bukan lagi milik kita dan hari esok belum tentu kita jumpai"

Senin, 01 Juli 2013

Keasinan Pengen Kawin, Ooohh Yaa...???

Iya... ada pertanyaan dari luar kamarku. "Kenapa seh kalau 'keasinan' dibilang mau kawin?"

Pertanyaan yang terlontar dari mulut keponakanku yang menginjak remaja. Keasyikannya menyantap semangkok mie ayam, membuatnya bertanya ketika ada rasa asin yang berlebih.

Hahahahaha... pertanyaan cerdas?

Aku sendiri sampai saat ini belum mendapat jawaban atas pertanyaan atau mitos tentang makanan atau masakan yang keasinan tanda orang mau nikah alias kawin. Hehehehe...

Nyokapku sendiri yang berada satu ruang dan mendengar pertanyaan keponakanku tidak merespon alias diam saja. Entah karena ngga tau jawabannya atau memang pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban, alias ga penting.

Tak tahu aku.

Berarti ini PR, harus banyak nanya dan mencari berbagai informasi terkait 'mitos' ini. 

Ini adalah ilmu yang diajarkan orang tua dulu tentunya. Aku yakin ada 'sesuatu', entah itu hikmah atau kebijaksanaan atau hanya lelucon yang terkandung di dalamnya. Asal-usul dan musabab 'mitos' ungkapan ini harus bisa dipecahkan. Segera. biar tidak penasaran.

"Keasinan nie.... Pengen Kawin yaa... !!!"

Ada yang tau ?????

Pelajaran Dari Sikap Semut

Aku ingin berada dalam kelompok semut yang sedang bergotong royong membawa makanan menuju markas besarnya.

Aku juga ingin berada dalam barisan semut yang saling menyapa satu sama lain saat bertemu di tengah jalan. Seperti yang dilakukan saat ini di tembok ‘hijau’ kamarku.

Aku tidak bisa melihat secara jelas apa yang dilakukan para semut saat bertegur sapa (maklum tidak ada kaca pembesar). Apakah mereka sedang berjabat tangan, berangkulan atau cipika-cipiki layaknya manusia.

Iihhhhh…. Jadi penasaran
Sumpah akur banget mereka.
Pikiranku jadi liar kemana-mana.

Andai Munarman dan Thamrin mau berjabat tangan dan saling memaafkan. Andai The Jack dan Viking juga Bonek, datang lalu duduk bareng-bareng dan saling berangkulan. Andai para pejabat lebih banyak lagi mau bekerja sama, gotong royong untuk patungan atau urunan membuat sekolah gratis atau asrama gratis untuk anak-anak dan orang kurang mampu. Andai para koruptor yang sudah tertangkap mau bekerja sama dengan KPK menangkap para koruptor yang masih berlenggak lenggok di luar. Andai…. Andai saja……

Kerumunan para semut semakin memanjang. 
Aku heran, kok pagi-pagi mereka sudah ramai di tembokku. Dari mana mereka gerangan. Apakah mereka ingin mengungsi besar-besaran?

Andai saja semua orang memiliki sikap seperti semut yang saling melindungi satu sama lain.
Pelajaran pagi hari yang sangat berharga.

Selanjutnya nonton final piala Konfederasi 2013 Brazil VS Spanyol
Cayyyyoooo Indonesia……………….. Be The Winner.............
Lohhhh???????

Minggu, 30 Juni 2013

Ngabring To Batu Tulis 2 “Sang Bikers”

Salah satu impianku adalah menjadi traveller atau backpacker untuk keliling dunia. Aminnn 99x

Aku ingin saat travel kemanapun, aku mendapatkan pengalaman spiritual yang bisa mengubahku menjadi lebih baik dalam memandang ciptaan Tuhan yang maha Kuasa. Bukan sekedar jalan-jalan, foya-foya atau bersenang-senang menikmati keindahan dunia.

Asma Nadia write dalam kalender mininya “Ada banyak hikmah dari setiap perjalanan. Traveling bukan sekedar hura-hura menghabiskan dana”

Dalam lembar lain “Akan sangat indah jika perjalanan tidak membuat kita lupa. Tetapi justru semakin dekat dengan sang Pencipta”

Selanjutnya “Seharusnya setiap perjalanan mendekatkan kita kepada Allah. Membuat makin khusyu mengejar Ridha-Nya. Sebab kita telah diizinkan untuk melihat lebih banyak”

Dan masih banyak lagi yang lainnya.

Saat mimpi itu belum terwujudkan hingga kini, aku diberi kesempatan oleh Tuhan untuk berjalan menyelusuri daerah yang tak jauh dari kota asalku Depok, menuju ke Batu Tulis Bogor belum lama ini. 

Ini perjalanan yang kedua kalinya. Aku dan teman-teman berangkat dalam rangka mengisi liburan setelah beberapa hari sebelumnya menghadapi hari-hari berat oleh tugas akhir. Dan pada kesempatan ini, perjalanan ini kujadikan perjalanan spiritual yang pertama.
Dok. Cielung Poenya

Sebenarnya kegiatan ini jauh dari nilai spiritual atau nilai religius kalau dilihat secara mata dhohir. Berangkat ke Batu Tulis Bogor pake motor, tinggal di Villa, makan-makan, cerita-cerita, maen-maen, tawa-tawa, becandaan lalu pergi ke ‘Warso Farm’ yang berisi kebun buah Naga dan Durian, lalu pulang dan beli oleh-oleh bagi sebagian teman.
Dok. Cielung Poenya
Mangan-Mangan Se.. (Dok.Cielung Poenya)

Mana nilai spiritualnya?
Kegiatan biasa-biasa aja kan?
Malah ada game dan banyolan-banyolan yang justru menjurus pada ‘dosa’?
Nah loooohhh..???

Depok Kota Belimbing, Katanya...

Dok. Cielung Poenya
Dok. Cielung Poenya
Depok masih asri. Depok masih nyaman. Depok masih segar untuk dihirup udaranya. Depok masih indah untuk dipandang mata demi kenyamanan hati dan pikiran. Depok masih hijau.

Aku kembali ke sawah. Hanya 15 menit. Tapi membuatku kembali merajut kenangan saat kecil. Bermain perang-perangan, mencari binatang  ‘Lindung’ (yang bentuknya mirip ular), mandi di kali (sungai kecil), bedah empang, juga mengusir burung di saung saat mereka menyerang pohonan padi.
Senang. Aku sungguh riang.
Dok. Cielung Poenya

Dok. Cielung Poenya
Di tengah gempuran beberapa deplover perumahan, ternyata masih ada sedikit asa di kota Depok, lahan persawahan nan asri tepatnya di daerah Lebong Beji. Tidak luas memang. Tapi membuat kebanggaan aku sebagai putra Depok asli yang teramat sedih melihat semakin banyak sawah bahkan kebun yang diborong oleh para pengusaha perumahan.

Pernah teman tani Belimbing, “Yah… beginilah Depok, kita sebagai petani belimbing bukan lagi hanya diserang oleh lalat buah tapi juga oleh alat berat bernama buldozer.”

Ironis banget kan?

Depok yang punya ikon kota Belimbing justru laporan yang aku dapat dari teman-teman tani, semakin habisnya lahan kebun belimbing oleh perumahan.

Semoga ada keseimbangan dari pemerintah, khususnya untuk mengatur secara proporsional proyek-proyek perumahan di daerah kota Depok tercinta.
Dok. Cielung Poenya
Dok. Cielung Poenya
(sosok 2 petani muda kota Depok alumni magang Jepang yang sukses jadi Petani Belimbing)

Wayooo... Petani Indonesia.... TERUS BERKARYA

Sabtu, 29 Juni 2013

Rindu Cintaku

Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku
Menghadapi kemerdekaan tanpa cinta
Kau tak akan mengerti segala lukaku
Karena cinta telah sembunyikan pisaunya
Membayangkan wajahmu adalah siksa
Kesepian adalah ketakutan dan kelumpuhan
Engkau telah menjadi racun bagi darahku
Apabila aku dalam kangen dan sepi
Itulah berarti aku tungku tanpa api
Rendra ‘Standza dan Blues’ PT. Bentang Pustaka, 2010 h. 15

Lama tak buka-buka buku puisi, akhirnya ku buka buku yang ada di meja kamar. Amboi……

Beberapa kumpulan puisi  yang tercetak  dan dibedah oleh pakar sastra, membuatku ‘hilang’ dari dunia nyata.  Aku terpisah dalam ruang lain saat lirik-lirik puisi tersebut menggugah jiwa dan raga. Terlebih puisi yang ditulis  Rendra (alm) terkait rindu seorang kekasih kepada orang yang dicintainya.

Apa yang kau rasa saat orang yang kau cinta, sayang, hormati, banggakan, tiba-tiba pergi tanpa kabar sebelumnya?

Kaget?
Jelas saja
Sedih?
Tentunya
Lainnya?
Itulah berati aku tungku tanpa api

Demikian tulis Rendra. 


Jumat, 28 Juni 2013

Berbagi Senyum

Lebih dari dua hari ini aku selalu tersenyum. Berbagi kebahagiaan kepada semua orang yang memandangku. Sebab ketika aku tersenyum pada seseorang, maka secara spontan dia pun akan memberikan senyum kepadaku.

Indahnya berbagi senyum

Kepada siapapun dan dimanapun. Tak peduli harta, pangkat atau jabatan maka tersenyumlah semua. Kenal atau tidak, berbagilah senyum sebagai tanda persahabatan dan persaudaraan.


Orang tua kepada anak. Pun sebaliknya
Guru kepada murid. Pun sebaliknya
Pedagang kepada pembeli. Pun sebaliknya
Para Supir kepada penumpang. Pun sebaliknya
Dokter kepada pasien. Pun sebaliknya
Aparat kepada rakyat. Pun sebaliknya
Demokrat kepada PKS. Pun sebaliknya
Fahri Hamzah kepada KPK. Pun sebaliknya
Indonesia kepada Malaysia dan Singapura. Pun sebaliknya

Semuanya jadi tersenyum
Semuanya saling berbagi

Keceriaan
Harapan
Juga kebahagiaan

Aku ingat masa-masa dulu saat sulit sekali tersenyum, apalagi pada orang yang yang tidak kusukai. Hari-hari jadi terasa hambar. Otot-otot pada wajah seolah menegang. Tak ada raut kebahagiaan, yang ada hanyalah kecemberutan nan mengecewakan.

Aku tidak mau seperti itu lagi. Kini senyumku untuk seluruh isi alam raya agar tampak keindahan dan kedamaian.

Mari berbagi SENYUM


Pengikut

S e l a m a t D a t a n g di Cielung Dkils

TAMU "Gelisah"

free counters