Senin, 01 Maret 2010

DOA ULANG TAHUN


Puji syukur pada Tuhan yang merajai alam semesta.

Umurku bertambah lagi. Satu tahun tambah tua. Waaddduuuhhh …. !

Apa yang bisa aku banggakan dari umur sebelumnya. Untukku, dan untuk orang-orang yang sayang padaku. Entahlah ! Cuma orang lain yang bisa dan pantas menilai. Apakah aku termasuk pribadi yang sudah membanggakan untuk orang lain atau malah justru sebaliknya. Sebab penilaian dari orang lain akan bersifat obyektif, sementara kalau aku sendiri yang menilai, khawatir penilaian sangat-sangat subjektif. Ngga fair gitu.

Menyikapi pertambahan umur, tentu aku tak boleh lagi melakukan hal-hal buruk yang pernah dilakukan pada masa lalu. Perbuatan atau pekerjaan yang selayaknya berdampak mudhorat atau celaka untuk pribadi atau orang lain segera harus dijauhi dan dibuang. Tidak boleh dipelihara, apalagi sampai dikembang biakan menjadi ‘karakter’ diri. Bisa amat membahayakan di kemudian hari.

Dan tepat dua hari menjelang hari jadiku, aku diajarkan pelajaran moral oleh orang tercinta bernama Emak (ibu) mengenai sikap cinta sesama, menjalin silaturrahmi, merekatkan tali persaudaraan, juga semangat pengorbanan bagi orang lain.

##

Lepas melewati hari yang menyenangkan. Malam ini aku belum terlelap. Baru saja pulang dari menjenguk saudara yang terkena musibah sakit buang-buang air besar, bersama Emak

Emak berencana menginap di rumah sakit tersebut. Menemani sang sahabat yang tergeletak lemas tak berdaya karena penyakitnya. Baru saja tadi saat datang, ia terbatuk-batuk lalu muntah terus, mengeluarkan seluruh makanan yang berada dalam perutnya. Naudzhubillah. Sungguh menyakitkan keadaan tersebut.

Puji syukur kepada Tuhan atas segala kuasanya memberikan kesehatan kepada kita semua, terlebih untuk diri pribadi

Aku meninggalkan Emak yang sedang menuggui sang sahabat sambil menonton TV. Aku berpamitan kepada semua orang yang ada di dalam kamar. Ku dekati Emak dengan mencium telapak tangan kanannya untuk berpamitan pulang. “Awas .. ati-ati di jalan” begitu pesan singkatnya.

Aku merasa terharu mendengar dan melihat wajahnya. Bukan karena apa? Hari ini Emak mempunyai jadwal aktifitas yang amat padat. Jam 08.00 ia sudah berangkat mengaji setelah beres-beres rumah. Pulang sebentar jam 12.00, lalu pergi lagi menghadiri undangan walimatul ‘arusy dari seseorang yang menetap di Depok. sampai di rumah menjelang maghrib. Tak lama ia pun memasak nasi. Jam 19.00 ia memintaku mengantarnya pergi menjeguk sekaligus menginap di rumah sakit tempat sahabatnya di rawat. Subhanallah !!!

Ia tak mengeluh kecapaian. Padahal tubuh kurusnya dari pagi belum bisa beristirahat secara nyaman. Dan kini ia justru rela dan tulus menemani sang sahabat untuk sekedar menghibur dan mendoakan semoga lekas sembuh. Aku yakin, namanya menemani orang sakit, pasti akan sedikit tidur alias begadang. Padahal, ia besok harus tetap menjalani aktifitas rutin hari senin.

Aku tersenyum bangga membayangkan sosok wanita kecil yang satu ini. Mudah-mudahan kini ia bisa rebahan untuk sekedar menghapus rasa lelah dari aktifitasnya tadi.

Semangat pengorbanan, ketulusan, kasih sayang, silaturrahmi dan persaudaraan

Ia ajarkan secara tidak langsung kepadaku. Ia memberi ruang inspirasi yang baik untuk berbuat hal yang sama pada siapapun.

Aku bangga … aku salut …

Empat jempol pun kupersembahkan untuk Emak, selain tentunya doa dan perbuatan-perbuatan baik yang dapat membuatnya tersenyum dan bangga melihatnya.

Semoga !!

##
Sungguh tidak terasa. Aku bertambah umur semakin tua. Tak banyak harap dan doa. Hanya saja semoga Tuhan memberiku umur panjang. Karena masih banyak hal yang ingin aku perbuat, terutama tanggung jawab kepada keluarga (Emak dan Bapak).

Kini aku harus lahir kembali dengan semangat penuh gairah berbuat yang terbaik.

Tidak ada komentar:

Pengikut

S e l a m a t D a t a n g di Cielung Dkils

TAMU "Gelisah"

free counters