Rabu, 02 Februari 2011

SURAT PENGADUAN PADA TUHAN



02;02;11
Untuk-Mu
TUHAN
Salam Sejahtera….
Ku tulis surat ini untuk-Mu Tuhan yang punya kuasa dan kehendak atas semua makhluk.

Sumpah aku tidak tahu harus kemana lagi mengadukan kemelut masalah ibu pertiwi ini. Aku tak bisa lagi percaya pada makhluk sebangsaku. Beberapa orang dan lembaga yang seharusnya menjadi benteng dan pelindung ibu pertiwi justru malah menjadi benalu yang mengakar. Mereka bukan lagi menjadi dewa penyelamat, tapi malah menjadi pengkhianat-pengkhianat yang berpola pikir dan bertingkah laku bejat.

Bayangkan saja, lembaga yang seharusnya didirikan dengan tujuan untuk menjadi sarana penyadaran orang-orang yang bersalah dalam bertindak, agar tak melakukan kesalahan lagi nanti kalau sudah selesai masa hukumannya, malah kini lembaga tersebut memberi peluang dan ruang untuk melakukan perbuatan salah (baru) lagi.

Ruangan yang mirip rumah pribadi, izin keluar pergi dengan bebas dari penjaga, transaksi barang-barang bahaya, dan masih banyak lagi hal-hal yang dulunya aneh dan dilarang keras menjadi lumrah di lakukan di lembaga tersebut.

Satu lagi ada lembaga yang seyogyanya menjadi sarana orang mencari dan menikmati keadilan. Ternyata fakta di lapangan, lembaga tersebut hanya memberenggus orang-orang kecil yang tak ‘bertuan’. Berapa banyak contoh kasus yang menerpa orang miskin di hukum langsung gara-gara melakukan kesalahan sepele sementara kesalahan yang merugikan orang banyak dan ibu pertiwi, terkatung-katung tidak jelas sampai nanti tidak ketahuan lagi bagaimana kelanjutan kisah hukuman tersebut.

Tuhan…
Yang lebih parah lagi adalah ada lembaga yang diisi penuh oleh orang-orang yang mengaku dewan terhormat yang mewakili dan menyuarakan rakyat. Nyatanya, di dalamnya cuma penuh orang-orang berpakaian mewah, berpenampilan parlente, bermobil keren, tapi pikiran dan hatinya berisikan nafsu-nafsu binatang. Yang selalu berfikiran aktifitasnya berlaku jika menguntungkan dirinya dan golongannya. Sementara untuk rakyatnya ? jangan harap lebih.

Sungguh luar biasa kan !

Harapan terakhir datang kepada orang nomor satu di ibu pertiwi ini. Aku selalu berdoa dalam hati kecil, semoga ia termasuk pemimpin yang mau memperhatikan dan membela rakyatnya yang sudah lama tertindas oleh kejahatan terselubung syaitan-syaitan berwajah orang.

Tapi apa daya…

Harapan cumalah harapan..

Ia justru sibuk mencitrakan diri menjadi orang yang tertindas seperti rakyatnya oleh lawan-lawan politiknya. Sekalipun ia maju dalam bertindak, hanya sebatas wacana yang ia gelorakan. Itupun karena salah satu strategi pencitraan yang ia miliki.

Ah ….

Aku jadi bingung Tuhan … kemana dan kepada siapa lagi aku harus mengadu?
Aku cuma berharap semoga Tuhan mau mendengar keluh kesah yang aku kemukakan mewakili sebagian besar warga ibu pertiwiku.

Aku kasihan mereka. Tak ada yang membela. Tak ada yang memberi jalan keluar atas masalah yang mereka hadapi. Malah kini mereka banyak yang menjadi stres, gila, frustasi, mudah tersinggung, saling curiga satu sama lain, dan yang lebih ekstrim adalah saling bunuh membunuh yang katanya hanya untuk bertahan hidup.

Sungguh memprihatinkan kan ?

Makanya maaf kalau surat ini mengganggu aktifitas Tuhan, aku tak sanggup menyaksikan mereka bertindak seperti itu. Yaaaa.. syukur-syukur kalau Tuhan mau membaca juga menyimaknya kemudian bertindak sesuai kuasa dan kehendak Tuhan.

Terserah Tuhan mau apakan mereka. Buatku mereka jadi sadar, sudah cukup menyenangkan. Sepertinya tidak perlu Tuhan kasih teguran lagi kami lewat hukuman dari alam. Kami rasa sudah cukup, meski kami terutama mereka tak sadar-sadar kalau itu teguran dan hukuman dari-Mu.

Betul kan Tuhan ?

Aku kira cukup sampai di sini dulu Tuhan surat ini aku ajukan. Terima kasih untuk waktu yang kau sediakan dan mohon maaf jika ada kesalahan dan kelancangan dalam tulisan.

Wassalamu’alaikum ….
By :
Salah Satu Hambamu

Tidak ada komentar:

Pengikut

S e l a m a t D a t a n g di Cielung Dkils

TAMU "Gelisah"

free counters