Jumat, 15 Januari 2010

CELOTEH BANGUN SUBUH

Udara sejuk banget. Enak adem. Angin semiliwir. Rintik air hujan masih membasahi, ngga deras seh, tapi lumayanlah untuk membuat udara terasa dingin.

Ku hirup udara nan segar ini. Kulangkahkan kedua kaki menuju tempat mulya untuk menghadap sang pemilik kuasa alam raya. Baru saja kumandang adzan berhenti. Di setiap sudut kampung terdengar irama-irama pujian kepada Tuhan dan kekasihnya. Merdu. Walau sebenarnya terdengar agak-agak lemas kemayu. mungkin terbawa cuaca.

Aku melintasi jalan sempit tempat biasa kearah sumber suara pagi itu. pikirku :"jangan-jangan pagi ini yang 'nyetor diri' sedikit neee. Cuaca dan alunan sang penyiar ngga bikin semangat seh. He... He ..."

Dan benar saja, sesampainya di ruang suci itu, hanya terlihat seorang penyiar sedang asyik bersenandung dzikir. Ia rela menjadi 'pengabdi' tulus untuk Tuhannya. Mengajak dan memotivasi diri beserta jamaah untuk segera melakukan kewajiban. Sungguh luar biasa. aku jadi malu kalau memikirkannya.

Ia adalah sosok laki-laki yang kira-kira umurnya 45-50 tahun. perawakannya hitam kurus. tapi wajahnya, menampakkan sinar kesucian dari air-air wudhu yang telah membasahinya. Ia seorang asli pribumi Pitara. Aku kenal dengan salah satu putranya. Pekerjaanya kini adalah seorang pengojek motor sambil sesekali menjadi penyiar 'cabutan' untuk tugas mulia mengingatkan orang agar mau bersedekah terutama pada masjid yang ada di wilayahku di pinggir jalan raya.

Bukan sekali dua kali ia bangun lebih awal dari jamaah yang lain untuk bertugas membangunkan dan mengajak berjamaah, seperti pagi ini. Berulang kali. Ia biasa memulai dengan salam pembukaan lantas dilanjutkan dengan ajakan untuk segera bangun dan pergi kemushola-mushola terdekat untuk berjamaah shubuh. Setelah itu, ia berlanjut dengan mengumandangkan sholawat.

LUAR BIASA ... !

Ia memiliki kepercayaan diri yang sangat kuat dan stabil. Padahal ia hanyalah seorang lelaki biasa dengan pengetahuan dan pendidikan agama yang standar untuk umuran lelaki sepertinya. Tapi ini adalah pembuktian. Ini adalah sebuah kenyataan, bahwa ia memiliki energi kepercayaan diri yang timbul karena memiliki prinsip yang Esa, bahwa Tuhanlah pusat kepercayaan dirinya.

Aku sering melihatnya, ia rela meninggalkan pekerjaan tetapnya, hanya untuk melakukan sholat berjamaah lima waktu di tempat suci yang itu tidak berada di wilayah ia menetap. Aku juga selalu melihat ia hadir ketika ada undangan pengajian dan lain sebagainya. Dan semua yang ia lakukan, tampak membekas sebagai seorang yang memiliki keimanan sejati.

Pelajaran hidup yang harus bisa aku tiru. Aku harus memiliki kekuatan pikiran bawah sadar yang merupakan sugesti, bahwa aku bisa melakukan seperti itu, bahkan melebihinya. aku ingin menjadikan kekuatan pikiran bawah sadar bahwa "aku bisa melakukan dan melebihinya" sebagai energi dahsyat yang juga sekaligus sebagai pilot dalam diri sehingga energi itu tetap membara di dada.

Sang surya menampakkan senyumnya. Tapi sedikit. Ia rupanya masih asyik dengan selimut tebalnya karena kemarin tak keluar seharian di ganti dengan huajn deras.

Tidak ada komentar:

Pengikut

S e l a m a t D a t a n g di Cielung Dkils

TAMU "Gelisah"

free counters