Kembali dalam ruang kelas
Aku bagaikan kupu-kupu yang mencari putik bunga
Aku bagaikan layang-layang yang mencari angin
Aku bagaikan tumbuhan layu yang butuh air
Aku tercenung sesaat. Menikmati saat indah memasuki ruangan.
Senyum dan tawa merekah dari bibir mungil keturunan anak-anak Adam. Membuat bunga-bunga hati bermekaran. Hijau, kuning, biru, menjadi satu warna. Entah apa Jadinya? He.....
Telingaku merah mendengar namaku disebut-sebut
Cinta, harapan, kasih sayang, bahkan keputusasaan membaur menyambut satu 'kesempatan'.
Sebuah sindiran telak mengingatkanku pada aktifitas-aktifitas 'membosankan' tiap harinya saat berkumpul.
"Ngapain..?"
"Cerita doung ..!"
"ngobrol-ngobrol aja !"
Seperti pungguk merindukan bulan.
Aku memperhatikan kondisiku. Aku harus mengambil jalan tengah sebagai subyek utama yang bijaksana.
Aku harus berani dengan segala resiko yang kutanggung seorang diri. Demi menutupi 'ketidakmampuanku'.Walau bathin mereka amat keberatan. Mereka tidak melarang. Bahkan terkesan diam.
##
Suatu ketika aku mendapat kesempatan bercerita
Di lain waktu aku mendapat kesempatan berngobrol ria
Tapi sayang, ini terjadi hanya untuk sebagian. bukan untuk satu kesatuan.
Sungguh benar amat keterlaluan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar