Kamis, 28 Oktober 2010

MALAM DI TERAS RUKO

Aku pikir malam ini akan berlalu seperti biasanya.

Tapi tidak.

Aku mencoba keluar dari rutinitas malam-malam lalu. Pulang dinas, makan malam, nonton tv sejenak, buka notebook dan bernulis-nulis ria hingga setelahnya memejamkan mata. Setiap malam.

Aku keluar. Mencari angin malam yang lama tak kurasakan. Ku ajak beberapa teman lalu meluncur ke pusat keramaian tak jauh dari rumah. Kami nongkrong alias duduk santai di pelataran ruko-ruko yang baru saja di bangun. Kegiatan yang jarang sekali terjadi kaya dulu. Tiga gelas kopi dan uli bakar menjadi teman setia. Motor mobil hilir mudik melintas di depan mata. Cewek-cewek cantik, muda tua ikut ambil bagian meramaikan suasana di sekeliling.

Ah …. Pikiran jadi sedikit tenang.

Semua beban dan keluh kesah sekilas hilang. Dihantam obrolan menarik ngalor-ngidul tentang berbagai hal. Dari obrolan kekalahan tim balap ‘Madcats’, cerita burung kenari, gawean dan tetek bengeknya, juga tentunya obrolan anak muda yang masih lajang, pastinya mengenai cewek.

Lepas ….
Tertawa ….
Berbanyol ria …
Aku sungguh menikmati malam di tempat ini.

Walau tak ku temukan suasana lima belas tahun yang silam, ketika aku bermain ke tempat yang sama dengan banyak teman yang dulu hanya berjalan kaki menuju tempat ini. Seingatku dulu tak seramai ini. Bangunan-bangunan ruko dan pusat perbelanjaan juga perumahan elit belum ada. Jalanan belum di hotmik. Masih tanah. Pohon-pohon bamboo, pohon rambutan, kecapi, kapuk juga balong atau sawah terhampar luas mata memandang. Aliran sungai jernih dan penuh airnya. Lapangan sepak bola seadanya, tinggal memilih mau main di sebelah mana.

Ah … tinggal kenangan …
Sekarang ?
Mirip kota metropolitan.

Seorang teman menepuk pundakku. Membuyarkan semua kenangan. Tak lama sms datang. Terkirim rentetan kalimat menarik dari seorang kawan :

“Kita akan terus menderita, selama kita melihat diri kita menderita. Kita akan segera keluar dari perasaan mengasihani diri sendiri, jika kita melihat diri kita sebagai seseorang yang berpihak untuk berhasil dan yang sedang mengupayakan keberhasilannya ….
Kita cenderung berfokus pada rasa sakit, lebih dari pada upaya kita untuk meredakan rasa sakit itu”

Aku menghela napas panjang ….

Sejauh mata memandang, tergambar raut wajah seorang kawan yang telah mengirim sms. Ia tersenyum padaku. Aku membalas senyumnya. Ku ucap terima kasih atas kiriman sms darinya, ia mengangguk. Aku pun membalasnya.

Oh Tuhan … wajah itu hadir dalam bayangku. Tapi cepat berlalu meninggalkanku.

Sungguh … aku jadi senang malam ini

Menghalau semua beban
Menghirup udara kebebasan
Merapat pada ketenangan
Menemukan indah arti seorang kawan

Ngobrol …
Berbagi ….
Saling menasehati

Malam ini
Ku rangkai bingkai kebahagiaan
Untuk selamanya

Semoga



Tidak ada komentar:

Pengikut

S e l a m a t D a t a n g di Cielung Dkils

TAMU "Gelisah"

free counters