Selasa, 05 April 2022

Bergerak Untuk Ibadah di Masjid atau Mushalla

pembangunan mushola di daerah kami (dok. pribadi)

Dkil's- Ada sebuah hadis yang menyatakan Dari Jabir bin 'Abdillah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga.

Tepat di belakang rumah, sedang dibangun mushalla yang merupakan cikal bakal saya dan keluarga beribadah terutama melaksanakan salat 5 waktu secara berjamaah. Harapannya bangunan ini selesai pengerjaannya di awal ramadhan tahun ini, namun karena keterbatasan dana akhirnya tertunda. Sudah sebulan pembangunan mushalla mandek alias berhenti. Semoga usai ramadhan pembangunan bisa dilanjutkan dan segera bisa dimanfaatkan untuk beribadah.

Berbicara tentang mushalla, secara arti menurut wikipedia yaitu ruangan, tempat atau rumah kecil menyerupai masjid yang digunakan sebagai tempat salat dan mengaji bagi umat Islam. Mushalla juga sering disebut dengan surau atau langgar di beberapa daerah. 

Secara fungsi keberadaan mushalla kurang lebih seperti masjid yang biasa digunakan sebagai tempat ibadah semisal salat, mengaji, perayaan hari besar Islam, dan lain sebagainya. Bedanya terletak di fungsi pengadaan salat Jum'at atau hari raya. Biasanya mushalla tidak menyelenggarakan kegiatan tersebut karena bangunan yang lebih kecil dibanding masjid. Meski di beberapa tempat, sudah banyak juga mushalla yang mengadakan salat hari raya.

Seingat saya, dulu keberadaan mushalla tidak sebanyak seperti sekarang yang bisa dikatakan hampir di setiap wilayah rukun tetangga (RT) minimal ada satu bangunan mushalla. Mungkin karena jumlah penduduk yang semakin banyak dari tahun ke tahun sehingganya perlu wadah untuk menampung setiap orang beribadah di wilayahnya. Selain itu, mushalla bisa juga difungsikan sebagai tempat berkumpul warga untuk sekedar berkumpul, bermusyawarah terkait info atau kejadian yang terjadi di setiap lingkungan masing-masing.

Sayangnya, banyaknya keberadaan mushalla yang ada di setiap wilayah RT, tidak menjadikan banyak orang tergugah untuk bisa beribadah di mushalla yang tersedia. Sepengetahuan saya, hanya beberapa orang saja yang benar-benar memanfaatkan mushalla sebagai tempat ibadah. Itu pun kebanyakan orang tua. Atau terkadang mushalla menjadi ramai karena ada momen acara-acara tertentu misalnya perayaan Isra Mi'raj dan lain sebagainya.

Saya pun termasuk orang yang jarang beribadah di mushalla. Astagfirullah.

Kesadaran tentang pentingya beribadah di masjid atau mushalla perlu ditanamkan ulang dalam diri. Bukankah Rasulullah sudah banyak memberikan penjelasan untuk bisa beribadah secara berjamaah di dalam masjid atau mushalla. Salah satu manfaat yang sudah tidak asing lagi yaitu pahala berjumlah 27 derajat dibanding salat sendiri.

Mushalla di belakang rumah semoga benar-benar bisa mendorong diri ini untuk lebih rajin dan semangat untuk beribadah salat 5 waktu secara berjamaah dan istiqomah.

Tidak ada komentar:

Pengikut

S e l a m a t D a t a n g di Cielung Dkils

TAMU "Gelisah"

free counters