Kamis, 19 Februari 2009

About ME

Dkils- Jatuh bangun aku membangun kepribadian. Sudah tak terkira berapa banyak cobaan yang harus aku hadapi. Satu waktu aku menemukan keceriaan, tapi lain waktu justru kegetiran yang ada. Memang hidup harus adil, begitu kata orang bijak. Ketika keceriaan datang, seolah aku adalah orang yang paling bahagia karena mampu melepaskan beban hidup berat sekali. Dan ketika kegetiran itu harus aku temui, seolah hidup begitu kejam pada diriku. Oh…. Nasib!!
Jiwa ini yang begitu lemah selalu kalah oleh ego yang membawa kepada pemikiran sempit. Mungkin hanya aku saja sampai saat ini yang akal pikirannya terbelenggu dalam ruang kamar yang sempit. Sementara kawan-kawan seangkatanku telah pergi jauh melalang buana mencari tentang arti kehidupan yang sebenarnya demi akan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.

Ada seorang kawan yang dengan tekun dan gigih mengembangkan diri menuju kesuksesan hidup dalam bidang musik dan kesenian. Baginya hidup tanpa kedua itu bagai kehampaan yang mendalam. Hari-hari dilalui dengan terus berkarya dan berkarya tiada henti. Tak ada kata lelah atau bosan meski sesaat. Semua demi keduanya.

Ada lagi seorang kawan yang terus berproses menuju kedewasaan diri dalam indahnya berorganisasi. Sosok yang tidak jauh berbeda dengan kawan yang pertama dalam keuletan dan kesungguhan serta sikap kerja keras mengerjakan sesuatu yang sudah menjadi pilihan hidup. Kedisiplinan menjadi modal utama di samping sikap kepercayaan diri yang amat tinggi. Baginya kalau bukan sekarang kapan dia akan bisa (lebih jauh kedua sosok ini akan di bahas dalam kawan/sahabat/orang tua/guru Ku)

Keduanya sosok ideal bagiku untuk ukuran pemuda jamannya pada bidang masing-masing. Pemuda yang selalu ingin bergerak demi perubahan, minimal untuk diri sendiri. Tak ada keraguan dalam diri ketika terpatri di dalam dadanya pilihan hidup. sikap-sikap sebagai seorang ksatria tumbuh bersama berjalanya waktu pengembangan diri. Sehingga ketika tiba waktunya, maha karya besar tercipta dari hasil proses perjalanan yang amat panjang dan melelahkan. Segala sesuatu yang telah banyak dikorbankan terbayar sudah meski memang tak semuanya. Kini yang ada tinggalah senyum sambil menikmati buah yang telah matang dan siap dinikmati.
Ada lagi satu sosok kawan yang juga mampu membangun karakter diri menjadi sosok kuat, pantang menyerah dan selalu menerima apa adanya bagi diri sendiri. Semua dijalaninya melalui proses yang berliku, yang bagi seseorang tak punya semangat dan tujuan hidup pasti akan sulit untuk meraihnya.

Ketiga contoh kawan diatas adalah nyata dan benar adanya terjadi di tengah-tengah kehidupanku. Aku merupakan saksi hidup bagi perjalanan mereka dalam menggapai cita-cita. Sebaliknya, mereka adalah saksi hidup di mana aku adalah orang yang masih bingung untuk menentukan masa depan meski selalu menjadi sang pemimpi. Hanya saja yang jadi masalah bagi diriku saat menjadi sang pemimpi, aku masih belum menemukan kekuatan untuk menyakinkan atas pilihanku untuk bermimpi sebagimana yang aku cita-citakan.

Kini, entah karakter apa yang tercipta olehku di masa proses diri mulai membutuhkan sebuah tantangan untuk mejadikan hal nyata dalam hidup. Pada dasarnya aku ingin menjadi diri dalam diriku. Aku ingin mencoba melepaskan bayang-bayang ketiga sosok yang terus memburu dan menghantui diri untuk menjadi sepertinya. Teringat tulisan Ahmad Wahib tokoh HMI pada masa awal-awal kemerdekaan dalam buku hariannya, yang saya gubah (tapi tidak pada esensinya):
"Aku bukanlah seorang Indra Munawar, bukan M. Fathul Arif, bukan Khumaidi, bukan Agus Kurniawan, bukan pula yang lain-lain. Bahkan…. Aku bukan Suriyadi. Aku adalah me-Suriyadi. Aku mencari dan terus menerus mencari. Menuju dan menjadi Suriyadi. Ya, aku bukan aku. Aku adalah meng-aku, yang terus menerus berproses menjadi aku. Aku adalah aku, pada saat sakratul maut !!!"

Aku mau ini menjadi modal kekuatan dan inspirasi bisu untuk menyemangatiku dalam mencari diri. Memang tidak mudah, sebab sudah berapa kali aku merasa kalah. Kalah oleh diri sendiri, dalam kepesimisan hingga menimbulkan sikap malas dan tak percaya diri, akibatnya aku masih terombang ambing dalam ketidakjelasan tujuan hidup.
Menuju yang lebih baik dan berguna bagi semua.

Awal ini adalah kesadaran

Awal ini adalah pengorbanan

Awal ini adalah keoptimisan

Dalam merangkai tujuan hidup

Menuju yang lebih baik dan berguna bagi semua

Amin

Tidak ada komentar:

Pengikut

S e l a m a t D a t a n g di Cielung Dkils

TAMU "Gelisah"

free counters