Sabtu, 26 Mei 2012

Nasi Goreng ‘Tengah Malam’


Tek…. Teeek…. Teeeeek……

Begitu bunyinya kalau ia memanggil calon pembeli. Selalu terdengar olehku jika jam sudah melewati angka 22.00 wib. Panggilan yang khas. Panggilan yang bersumber dari ketukan sendok pada bokong wajan. Nyaring dan terdengar merdu (bagi yang mengerti musik. Hehehe…. Sok ni yeee…)

Di tengah menjamurnya para pengusaha panganan malam membuka lapal di pinggir jalan, ia dan sebagian kecil lainnya (sekoteng, kue putu) masih mau bertahan mengitari kampung yang sudah sepi nan sunyi. Usaha yang luar biasa.

Aku jadi bertanya-tanya. Apakah dagangan mereka bisa habis yaaa?
Secara gitu…. Jualan malam-malam yang suasananya udah sepi dan banyak orang yang sudah terlelap. Paling satu, dua, atau tiga pembeli. Tapi…..

Aahhhh…. Kok aku yang jadi pusing mikirin.
Positifnya saja.

Pedagang itu sudah mau berusaha bekerja keras. Ia bergerak. Tak mau berdiam diri. Ia mencari rezeki yang selalu Tuhan sediakan bagi hambanya yang mau bergerak dan berusaha.

Cacing dan burung saja bisa mendapatkan rezeki. Apalagi dia, mereka, atau kita semua selaku manusia, hewan yang berakal. Begitu katanya…

So…

Bergeraklah…. Sekarang…… lakukan yang kamu bisa…. Yakinlah....!!!

Tidak ada komentar:

Pengikut

S e l a m a t D a t a n g di Cielung Dkils

TAMU "Gelisah"

free counters