Minggu, 07 Februari 2010

PORNOGRAFI NEWS

kebanggan luar biasa sangat ketika melihat dan menemukan fenomena banyak sekali surat kabar yang beredar di tengah-tengah kehidupan masyarakat . Dari surat kabar yang mengabarkan tentang agama, politik, hukum, pendidikan, surat kabar daerah, majalah-majalah , bermacam-macam ragamnya semuanya bermunculan dan berlomba untuk menarik pangsa pasar meski ditengah krisis ekonomi yang menimpa masyarakat.

Tetapi menjadi ironis, surat kabar yang banyak dibaca oleh seluruh element masyarakat dari anak TK, SD, SMP, SMA, anak kuliah, orang tua, guru, dosen, tukang ojek, pemulung, menteri, hingga president (kalau punya waktu biar tahu berita negerinya) ternyata banyak dijejali dan dibumbui oleh berita-berita berbau pornografi. Bahkan ada ada surat kabar yang menampilkan foto-foto model dengan foto yang menantang libido bagi orang orang yang melihatnya, terutama kaum Adam. Bahkan ada surat kabar selain menampilkan kata-kata dan foto yang menantang juga ditampilkan nomor-nomor yang bisa dihubungi oleh para pembaca yang berminat untuk sekedar berngobrol ria. Terkesan ajang prostitusi lewat surat kabar. Ironis bukan !!

Untuk sebagian orang hal seperti ini adalah hal biasa. Apalagi ditambah dalih "ini negara demokrasi , dimana kebebasan pers harus ditegakkan". Benar memang kebebasan pers harus ditegakkan, tidak seperti zaman dulu yang pers dimatikan kebebasan untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Tetapi apakah kebebasan pers harus ditegakkan dengan cara-cara seperti itu?
Dengan mengeksploitasi dan meletakkan gambar-gambar yang bagi sebagian orang masih suatu hal yang tabu dan dapat merusak sistem kehidupan masyarakat yang sudah berjalan dengan baik.

Kita harus jujur dan mau mengakui bahwa fenomena yang banyak terjadi di masyarakat mulai dari pelecehan seksual, sodomi orang tua terhadap anak, gurut erhadap murid bahkan sampai terjadi pemerkosaan tiap harinya itu disebabkan salah satu faktornya adalah hadirnya surat kabar dan majalah yang menampilkan hal-hal demikian. Apakah itu yang diharapkan dari kebebsan pers?

Kita sama-sama punya hati nurani dan akal pikiran yang jernih untuk mengatakan tidak seperti itu tentunya kebebasan pers. oleh karena itu, mari kita berfikir ulang. Bersama-sama kita kembalikan fungsi dan tujuan dari adanya suatu surat kabar yang mengabarkan (menulis) hal-hal yang bisa membuat kemajuan kita semua dalam berfikir, bertindak di samping mengetahui segala kejadian-kejadian yang ada di dunia guna menambah pengetahuan dan wawasan kita.

Tentu kita tidak mau menambah runyam kondisi moral anak bangsa yang sudah hancur dengan tidak lagi mengidentitaskan orang Indonesia yang beradab dan punya adat ketimuran.

Percayalah tanpa dengan modal menampilkan berita dan gambar seperti itu, kita mampu mencipta surat kabar yang berkualitas.

Tidak ada komentar:

Pengikut

S e l a m a t D a t a n g di Cielung Dkils

TAMU "Gelisah"

free counters